Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 24 Oktober 2008

CHANGE or DIE
Our Turning Point
Mengapa Harus
Berbisnis
n
Manusia yang paling bermanfaat adalah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak
nPentingnya mempunyai dukungan finansial yang kuat agar kita menjadi manusia yang merdeka.
nTangan yang di atas lebih baik dari yang di bawah
Dengan Berbisnis akan bebas secara Finansial dan Merdeka
Manusia yang paling bermanfaat adalah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak
nPentingnya mempunyai dukungan finansial yang kuat agar kita menjadi manusia yang merdeka.
nTangan yang di atas lebih baik dari yang di bawah

Mengapa Takut dalam memulai usaha?

nBukan dari kalangan keluarga Pengusaha
nTidak mempunyai bakat menjadi pengusaha
nTidak tahu untuk memulai dari mana
nTidak tahu siapa dan dimana harus bertanya
nBukan dari kalangan keluarga Pengusaha
nTidak mempunyai bakat menjadi pengusaha
nTidak tahu untuk memulai dari mana
nTidak tahu siapa dan dimana harus bertanya

Iftida Yasar




n


Kamis, 23 Oktober 2008

Kata Pengantar Buku Outsourcing Iftida Yasar, Oktober 2008


Sepatah kata dari penulis

Gonjang ganjing masalah outsourcing karena pemahaman dan pelaksanaan yang kurang tepat dinegara kita tercinta ini membuat penulis terdorong untuk membuat suatu buku mengenai outsourcing.Jika dalam liputan dimedia massa begitu banyak keberatan bahkan hujatan terhadap praktek outsourcing, maka sudah saatnya ada suatu keterangan yang seimbang yang dapat memberikan gambaran tentang makhluk apa sebenarnya outsourcing itu.

Di dunia sudah menjadi tren bahwa dalam proses bisnis yang mengarah pada efisiensi dan fokus pada bisnis inti telah membuka peluang yang sangat besar bagi perusahaan outsoursing. Dalam praktek di manca negara, pengelolaan bisnis outsourcing telah menjadi salah satu model yang terus dikembangkan karena terbukti bisa meningkatkan produktifitas dan efisiensi.

Survei yang dilakukan oleh Forester Research Inc, sebuah lembaga penelitian yang berpusat di AS menyebutkan, pada tahun 2010 sekurang-kurangnya 3,3 juta pekerjaan kerah putih atau white colar jobs dan sekitar US$136 miliar gaji bakal berpindah dari AS ke negara-negara berbiaya lebih murah seperti India, Malaysia dan China. Selain itu, sekitar 210 ribu pekerjaan non IT telah dialihkan dari Inggris ke negara-negara lain yang menghasilkan penghematan sebesar US$5,34 miliar. Nilai outsourcing khusus bidang SDM di Amerika Serikat yang meliputi pengelolaan gaji, rekrutmen, layanan informasi, call center, dan pelatihan, kini telah mencapai US$10 miliar.

Praktik outsourcing sebetulnya bukan hal baru di di dunia, Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak menerapkan outsourcing untuk keperluan perang. Praktik outsourcing kemudian berkembang luas di perusahaan multinasional sejalan dengan perlunya mereka beroperasi secara efisien dan fokus terhadap bisnis mereka. Perancis kini merupakan negara yang paling berkembang dalam menerapkan outsourcing. Hampir seluruh perusahaan Perancis, dalam berbagai skala, menerapkan praktik outsourcing dalam menjalankan usaha.

Gelombang besar kecenderungan outsourcing dunia tersebut, sejauh ini lebih banyak dinikmati oleh negara-negara yang dari sisi regulasi dan kualitas SDM telah siap. India, misalnya, menerima limpahan bisnis outsourcing dari perusahaan-perusahaan besar Amerika dengan nilai US$57 miliar. Jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 4 juta orang dengan kontribusi Gross Domestic Product (GDP) sebesar 7%.

Jenis-jenis pekerjaan yang dialihkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya pelayanan kepada pelanggan (customer services, call center), keuangan dan akuntansi, jasa penerjemah, transkripsi, rekayasa rancang bangun, layanan SDM, layanan dan konsultasi hukum, layanan medis serta riset dan pengembangan. Pola bisnis outsoursing diakui telah berkembang menjadi hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan-perusahaan di AS dan Eropa tersebut di satu sisi dengan para pekerja di negara berkembang pada sisi yang lain.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan di India mengungkapkan, India mempunyai potensi yang cukup besar terhadap jasa pelayanan outsoursing di berbagai bidang termasuk hukum dan IT dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia lainnya. Sementara India sendiri, selain mengatasi tingginya angka pengangguran, para pekerja merasa lebih bangga bekerja sebagai profesional berstandar dunia di perusahaan multinasional dengan penghasilan yang jauh lebih besar daripada tetap bekerja di perusahaan-perusahaan lokal.

Melihat begitu besarnya uang yang beredar di bisnis outsourcing ini, maka tidak heran negara-negara seperti China, India, mempers menyiapkan SDM nya untuk menjadi bagian dari tren global outsorcing. Indonesia dengan jumlah pengangguran terdidik sedemikian besar seharusnya ikut ambil bagian dalam perebutan kue bisnis outsourcing yang menggiurkan tersebut. Ada dua hal yang bias kita lakukan disini, pertama adalah mengerjakan pekerjaan yang dioutsource dari Negara maju di Indonesia dalam bentuk BPO (Business Process Outsourcing) dan yang kedua mempersiapkan tenaga kerja kita untuk maju bekerja di Negara yang membutuhkannnya.Tentu saja kedua hal diatas bukan pekerjaan yang ringan, dibutuhkan perusahaan dengan kualitas bonafit dan dapat memenuhi standard kualifikasi yang ditentukan oleh perusahaan pemberi pekerjaan Ini adalah kesempatan emas untuk dapat melakukan pekerjaan dengan standar internasional sehingga memungkinkan adanya transfer of knowledge and technology.

Status karyawan kontrak yang menjadi isu yang sangat sensitive seharusnya dicermati dengan bijaksana. Untuk Negara yang jumlah penganggurannnya begitu banyak perluasan kssempatan kerja sama pentingnya dengan perlindungan bagi mereka yang sudah bekerja. Apapun bentuk atau status hubungan kerjanya selama hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku maka hal ini seharusnya dapat diterima. Tidak semua pekerjaan dapat dilaksanakan secara terus menerus, ada beberapa pekerjaan ang memang secara alamiah tidak dapat dilakukan secara terus menerus walaupun pekerjaannya selalu ada.Outsourcing adalah salah satu solusi untuk memperluas kesempatan kerja, menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Secara alamiah manusia akan memperjuangkan status hubungan kerjanya sesuai dengan kemampuannya. Jadi biarkan outsourcing menjadi salah satu pilihan pekerjaan daripada tidak bekerja.

Penulisan buku ini didasarkan pada pengalaman pribadi penulis yang mempunyai perusahaan outsourcing.Karena kesibukan dan keterbatasan waktu, ditambah dengan sedikitnya referensi buku mengenai outsourcing, maka mungkin buku ini masih jauh dari sempurna. Setidaknya penulis ingin membagi pengalaman dan juga pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan outsourcing.Semoga bagi para praktisi bisnis dan juga SDM serta masyarakat luas mendapatkan manfaat dengan membaca buku ini.

Terima kasih kepada teman-teman dari ABADI (Asosiasi Bisnis Alih Daya) yang telah mendukung penyelesaian buku ini, begitu juga kepada mas Hari dan mbak Putri dari PPM yang telah bekerjasama dengan baik hingga buku ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari sempurna. Saran untuk perbaikan dengan senang hati penulis terima.

Wassalammualaikum Wr Wb

Iftida Yasar

Rabu, 22 Oktober 2008

kata pengantar Bapak Sofjan Wanandi

Melalui buku yang ditulis oleh Iftida Yasar mengenai outsourcing, saya memberikan ucapan selamat. Buku ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang mempunyai bisnis dibidang outsourcing dan juga menjadi penasehat Asosisi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI), sehingga isinya sangat bermanfaat.

Secara umum outsourcing bisa dikatakan adalah adanya penyerahan sebagian kegiatan perusahaan pada pihak lain, yang diharapkan memberikan hasil berupa peningkatan kinerja agar dapat lebih kompetitif dalam menghadapi perkembangan ekonomi dan teknologi global.

Tidak bisa dpungkiri bahwa Outsourcing sebagai tren global telah menimbulkan kecenderungan besar dalam proses bisnis yang mengarah pada efisiensi dan fokus pada bisnis inti. Terbuka peluang yang sangat besar bagi perusahaan outsoursing di Indonesia untuk ikut serta dalam mendapatkan kue outsourcing dunia. Indonesia seharusnya jangan ketinggalan dari negara-negara yang dari sisi regulasi dan kualitas SDM telah siap. India, misalnya, menerima limpahan bisnis outsourcing dari perusahaan-perusahaan besar Amerika dibidang call center dan IT misalnya.

Walaupun ada penolakan keras dari karyawan dan Serikat Pekerja tentang outsourcing tapi ada pekerjaan tertentu yang secara alamiah tidak dapat dikerjakan secara terus-menerus karena dapat berakibat terhadap kinerja atau kesehatan pelakunya. Lebih baik pekerjaan itu diberikan kepada pihak ketiga sehingga perusahaan hanya fokus di “core business” dan menyerahkan fungsi pendukung usaha ke tempat lain.

Seiring dengan semakin tajamnya persaingan, maka perusahaan mencari cara untuk dapat meningkatkan daya saingnya, mengurangi biaya yang timbul dan juga resiko pekerjaan. Untuk itu perusahaan akan melakukan analisa internal untuk melihat pekerjaan apa yang dapat diberikan kepada pihak ketiga. Walaupun sebagian pekerjaan telah diserahkan kepada pihak ketiga, tapi perusahaan tetap sebagai pemilik dari keberhasilan pekerjaan atau proyek tersebut. Untuk itu diperlukan adanya pengawasan dari perusahaan terhadap jalannya pekerjaan itu.

Yang terpenting adalah perusahaan outsourcing harus dapat menyediakan personel yang memiliki kompetensi di atas rata-rata dan juga kemampuan yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan dalam memberikan kontribusinya sesuai dengan strategi yang ada di dalam perusahaan. Para karyawan outsourcing umumnya dibekali dengan ketrampilan dan pengetahuan yang cukup mengenai bidang pekerjaan yang akan mereka tangani. Selain itu, mereka juga telah terbagi dalam beberapa spesialisasi sehingga lebih menguasai.pekerjaannya. Perusahaan outsourcing berpengalaman melakukan tugas-tugas secara berulang-ulang, dengan begitu mereka akan lebih mudah mengetahui detail masalah yang sedang dihadapi. Hal ini bisa terjadi karena mereka telah melewati masa trial and error.

Salah satu tujuan perusahaan melakukan outsourcing adalah menginginkan adanya efisiensi dari segi biaya. Kadangkala biaya yang dikeluarkan sama besarnya atau hanya sdikit penghematannya. Harus diingat penghematan bukan saja dari segi finansial, melainkan juga waktu dan energi yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Dalam hal ini yang dibagi adalah resiko terhadap karyawan kepada pihak ketiga. Disini bukan biaya operasional yang berkurang, tapi adanya kewajiban perusahaan, seperti: merekrut, mengawasi, menjaga kinerja karyawan sampai melakukan pemutusan hubungan kerja akan dilakukan oleh perusahaan outsourcing. Jadi disini ada pembagian tugas dimana didalamnya juga ada pembagian resiko kepada perusahaan outsourcing tersebut.

Outsourcing bagi karyawan, terutama yang fresh graduate bisa menjadi jembatan menuju karir sebenarnya. Yang terpenting, dalam proses ke arah tersebut karyawan sudah memiliki bekal yang cukup. Dan untuk mengumpulkan bekal itu, mindset para karyawan fresh graduate tadi harus dibekali dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap siap kerja.

Bekerja sebagai karyawan outsourcing bisa belajar beradaptasi dengan dunia kerja, dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Apalagi perusahaan juga memberikan pelatihan baik soft skill dan hard skill. Secara alamiah tidak ada karyawan yang mau terus menerus menjadi karyawan outsourcing. Jika mereka sudah merasa memiliki bekl yang cukup, maka terbuka lebar kesempatan untuk menjadi karyawan tetap dengan karir yang lebih baik di perusahaan lain.

Akhir kata saya ucapkan selamat kepada penulis yang berhasil menuliskan pengalamannya sebagai praktisi di dunia outsourcing. Buku ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas dan adil mengenai outsourcing kepada para pelaku usaha, sehingga kesalah pahaman dapat diluruskan.

Jakarta, September, 2008

Sofjan Wanandi

Ketua Umum

Asosiasi Pengusaha Indonesia

(diambil dari buku "Sukses Implementasi Outsourcing by Iftida Yasar, Oktober 2008)

Kata Penutup

Kata Penutup

Setelah membaca buku ini mungkin komentar yang timbul adalah “Rasanya masih banyak hal yang belum dijawab secara tuntas dan menyeluruh mengenai outsourcing’. Memang dalam kata pengantar saya sudah mengemukakan bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Disela kesibukan yang sedemikian padat rasanya hanya sedikit waktu untuk mendapatkan kesempatan mencari buku referensi mengenai outsourcing. Apalagi sedikitnya buku outsourcing yang ada dan kurang sesuai dengan harapan penulis berakibat pada kurang lengkapnya daftar perpustakaan dalam pembuatan buku ini. Buku ini dibuat hampir hanya berdasarkan pengalaman penulis melaksanakan usaha outsourcing dan pengalaman membagi pengalaman ini dalam berbagai seminar dan workshop. Hasil diskusi dalam berbagai seminar dan workshop itu memperkaya bahan penulisan buku ini.

Saya hanya mencoba untuk membantu para prakstisi dan pelaksana outsourcing untuk lebih percaya diri dan mengetahui mana praktek yang baik dan mana yang perlu diperbaiki.Kita baru menjalankan usaha outsourcing ini dalam skala yang kecil, padahal terbuka luas kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dari luar negeri. Jika saja secara serentak para pejabat pemerintah, pengurus Kadin, dunia usaha dan para duta besar diluar negeri menjajaki dan mencarai pekerjaan yang dapat dilaksanakan di Indonesia maka dampaknya akan sangat luar biasa. Pekerjaan seperti IT, pembuatan animasi film, data entry, pengerjaan administrasi proses klaim biaya kesehatan, penggajian, call center, dll dapat dilakukan di Indonesia. Teknologi saangat memungkinkan untuk melakukan pekerjaan itu. Berapa banyak tenaga kerja yang akan terserap ditambah lagi adanya transfer of technology dan pengetahuan yang akan terjadi.

Disisi lain saya juga berharap agar para pembuat kebijakan membuat suatu aturan main yang lebih memenuhi kebutuhan dunia usaha akan perluasan kesempatan kerja.Outsourcing jangan dianggap sebagai suatu yag negative tapi adalah solusi atau alternative untuk memperluas kesempatan kerja dan pada akhirnya mengurangi pengangguran.Kementrian yang terlibat langsung dalam pembuatan kebijakan yang terkait outsourcing seharusnya memberikan perhatian yang adil dalam menyikapi maraknya protes para pekerja dan Serikat Pekerja mengenai pemahaman dan prakek outsourcing yang salah. Outsorcing bukan “Perbudakan gaya baru” tapi adalah solusi dan salah satu alternative perluasan kesempatan kerja.

Penulis juga berharap agar dunia perguruan tinggi membuat kajian dan memasukan mata kuliah mengenai outsoyurcing kepada para mahasiswanya. Pemahaman outsourcing yang benar sejak masa kuliah dapat mengurangi dampak negative pelaksanaan outsourcing dilapangan. Jika nanti mereka menjadi karyawan dan menjadi salah satu karyawan perusahaan outsourcing, maka akan mengerti hak dan kewajibannya.Jika mereka menjadi pengusaha atau masuk dalam jajaran manajemen dapat menerapkan aturan main yang benar.Untuk siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dipersiapkan langsung masuk kepasar kerja, sudah mulai diberi pengertian mengenai Hubungan Industrial, dimana didalamnya ada materi mengenai outsourcing.

Semoga dengan terbitnya buku ini dapat berkontribusi terhadap pemahaman masyarakat terutama dunia usaha dengan jajaran manajemen dan karyawannya mengenai pengertian Outsourcing. Outsourcing yang mendapatkan stigma negative selama ini diakibatkan oleh pemahaman yang kurang sehingga implementasinya menjadi berbeda dengan maksud dan tujuannya yang baik, yaitu perluasan kesempatan kerja dan mengurangi besarnya jumlah pengangguran

Buku ini adalah awal dari akan terbitnya buku-buku lain mengenai outsourcing yang akan memperkaya dan memenuhi keingin tahuan para praktisi, kampus, pemerintah dan pemerhati lainnya mengenai outsourcing. Bulan Desember akan terbit buku “Outsourcing Handbook”, dimana akan lebih lengkap dan lebih rinci lagi membahas mengenai outsourcing. Buku tersebut akan merupakan kerja bareng antara PPM dengan teman-teman dari ABADI (Asosiasi Bisnis Alih daya Indonesia), termasuk penulis.

Diabil dari buku "Sukses Implmentasi Outsourcing" oleh Iftida Yasar Oktober 2008

Do as you say

Saya pernah mendapat undangan menghadiri seminar tentang"Membentuk pribadi Unggul dengan menjalankan Hal-hal Baik sesuai Ajaran Agama". Karena merasa belum termasuk golongan pribadi unggul, maka saya menghadiri acara itu.Alasan utamanya adalah teman saya yang mengundang dan menjadi salah satu pembicara disitu saya tau benar jga bukan termasuk dalam golongan pribadi unggul dulunya. Suatu kemajuan yang luar biasa menurut saya yang patut kita dukung dan syukuri jika ia sudah termasuk dalam golongan pribadi unggul. Seminar antara lain membahas mengenai "Integritas" tentang bagaimana berfikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang benar dan lurus.Jangan memakan hak orang, jangan curang, jangan menipu dan jangan..ini ..jangan itu..yang tidak sesuai dengan aturan. Aturan disini bukan yang tingkat rendahan tapi sudah merupakan aturan yang dibuat oleh Tuhan. Jika aturan hanya dibuat oleh perusahaan miasalnya, maka bisa saja jika bos tidak ada atau tidak ketahuan langgar saja aturan itu. Teman saya khusus membahas mengenai aturan yang paling tinggi yang dibuat oleh Penguasa semesta alam ini yaitu Allah. Katanya dengan meyakini kebenaran aturan tadi, walaupun tidak ada yang mengawasi, maka kita tetap akan menjaga integritas kita. Diharapkan jika semua orang melaksanakan ajaran Tuhan dan yakin bahwa semua yang kita jalankan akan mendapat balasan dari Tuhan, maka kita akan selalu berjalan dijalan yang lurus.

Wah luar biasa sekali teman saya ini perubahannya, padahal saya beberapa kali mengalami langsung beberapa peristiwa yang kayanya susah untuk menggambarkan bagaimana posisinya dalam hal integritas. Kalau boleh digambarkan ia adalah seorang yang tidak jelas positioningnya dalam banyak hal.Jika harus mengambil keputusan yang tegas dalam kaitan misalnya menilai yang baik dan benar, maka pendapatnya akan berbelok-belok dan tidak jelas. Begitu juga dalam keputusan atau perbuatan yang dilakukannya selalu berada di jalur "aman" atau "grey area" yang memudahkannya untuk cepat putar posisi kemana. Motonya adalah "Maju tak gentar membela yang bayar" atau selalu berada di posisi yang "Smell Money".Mungkin perjalanan hidup dan usia membuatnya menjadi berubah arif dan kembali kejalan yang lurus. Usai seminar saya datangi dan bersalaman sambil mendoakan agar dia tetap berada dijalan yang benar. Karena lama tidak berjumpa dan saya pikir ia sudah berubah baik, maka kamipun akhirnya sepakat untuk mengerjakan suatu proyek. Ternyata dalam pelaksanaannya teman saya itu masih menyanyikan lagu lama "aku masih seperti yang dulu". Sangat mengecewakan mengetahui bahwa orang yang berani berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang banyak tentang hal baik menuju pembentukan pribadi unggul tapi tidak menjalankannya dengan benar.

Tidak heran masyarakat awam sangat mendambakan atau haus dengan tokoh yang dapat menjadi panutan, sebab masih banyak tokoh terkenal, pemimpin, pejabat yang hanya berbicara untuk konsumsi orang lain. Kalau ia berbicara tentang menjalankan pekerjaan dengan baik, jujur dan adil, ternyata ia tidak menerapkannya untuk dirinya sendiri, semua nasehat itu ditujukan untuk orang lain.Sebetulnya ada cara lain untuk mengetahui apakah orang yang berbicara tentang hal baik itu juga adalah orang baik.Coba tanya atau berkenalan dengan orang yang didekatnya, misalnya tetangganya, karyawannya, temannya atau keluarganya. Misalnya dalam pemilihan lurah atau bupati kita dapat mengetahui kualitas kebenaran janji-janjinya dengan melihat track recordnya dimasa lalu. Ada teori yang mengatakan "Past behaviour to predict future behaviour", artinya bagaimana prilakunya, keberhasilannya, kebaikannya termasuk kegagalannya dan kejelakannya dimasa lalu dapat mempredikisikan bagaimana prilakunya dimasa yang akan datang.Jika ia menjanjikan kesejahteraan kepada para pemilihnya, lihat apakah karyawannya hidup sejahtera, apakah ia berbagi dengan tetangga atau saudaranya yang kekurangan.

Dunia ini sempit, pasti disuatu saat, disuatu tempat kita akan bertemu dengan orang yang mengenal betul siapa diri kita.Dari situ akan ada komunikasi antar kita yang dapat mengungkap kebenaran siapa kita. Kalau kita sanggup menasehati orang untuk berjalan dijalan yang lurus, setidaknya kita juga mempunyai pengalaman langsung bahkan termasuk kedalam golongan orang yang lurus. Jika kita berani memposisikan diri sebagai orang yang mengajak orang lain menjadi pribadi yang unggul, seharusnya kita adalah orang pertama yang ada dibarisan para pribadi unggul. Jadi selaraskan antara ucapan dengan perbuatan "Do as You say"

(Buku Inspirasi by Iftida Yasar 2007)

Bangka Belitung nan Mempesona


Bangka Belitung nan Mempesona

Terinspirasi oleh buku Laskar Pelangi Andrea Hirata, maka saya memutuskan liburan semester kali ini untuk berlibur ke Belitung.Bersama mama dan adik kami segera memesan tiket . Ternyata pesawat ke Belitung semua penuh tidak menyisakan tempat buat kami berempat. Karena semangat menggebu untuk segera melihat bumi laskar pelangi, saya langsung ke bandara dengan harapan ada tiket pesawat yang tersisa untuk kami. He he lagi lagi kecele karena semua pesawat penuh sampai minggu depan. Karena sudah dalam mood liburan dan membayangkan keindahan pantai dengan batu-batu besar yang saya lihat di majalah travelling, maka kami ganti haluan langsung membeli tiket ke Bangka. Alhamdulillah dengan Batavia air kami dapat sampai dengan selamat di Bangka.

Sore harinya dengan diantar oleh mobil teman mama, kami langsung menuju Parai Beach Hotel, yang merupakan hotel terbaik di Bangka. Suasana liburan langsung terasa ketika check ini, karena begitu banyak wisatawan domestik yang sedang antri check in. Kamar hotel yang saya tempati persis berada paling ujung dan menghadap langsung kepantai. Wow bukan main indahnya pemandangan pantainya. Baru kali ini saya melihat tebaran batu-batu besar berserakan tertata dengan indahnya.Pantainya landai dengan pasir putih, tapi yang paling mempesona adalah batu granit yang besar-besar tersebar dimana-mana.Sungguh karunia alam dari sang Khalik yang luar biasa batuan tersebut seakan dijatuhkan dari langit karena Bangka tidak mempunyai gunung berapi. Keberadaan batu-batu granit tersebut seakan diatur oleh Yang Maha Kuasa untuk memperindah bumi Bangka.

Sore itu saya habiskan waktu dengan berjalan sepanjang pantai parai, menaiki batu-batu besar dan menikmati tenggelamnya sinar matahari sambil mengambil foto pemandangyang sangat spektakuler. Dari atas batu besar terhampar birunya langit ditambah dengan sinar jingga matahari yang perlahan tenggelam menyisakan keheningan alam yang menakjubkan.

Esok hari kami gunakan untuk berkeliling ke pantai-pantai yang ada di sekitar Bangka, ada pantai Tanjung Pesona. Pantai Matras, pantai Tikus dan pantai Pasir Padi. Masing-masing pantai mempnyau keelokan yang berbeda, ada yang dipenuhi batu granit, ada yang pasirnya putih luas membentang sejauh mata memandang, sangat indah, ada juga pantai yang pasirnya agak kasar berwarna coklat muda.Suasana liburan di pantai tersebut kurang terasa, terlihat sunyi sepi.Katanya orang Bangka hanya ke pantai hari Sabtu dan Minggu saja, walaupun di hari libur sekolah.

Kami hanya satu hari di Parai beach hotel, siang hari kami pindah ke hotel yang berada ditepi pantai padi untuk lebih mendekati kota.Pantai padi mempunyai keunikan yang lain lagi, pasirnya landai dan halus juga dangkal. Sepanjang satu kilometer dari bibir pantai tinggi air hanya semata kaki, sehingga kita bisa berjalan jauh sekali mengikuti penduduk setempat yang mengambil ikan dengan jala. Matahari terbenam disini juga indah dan tak kalah menariknya dengan pantai Parai. Malam harinya kami makan malam di restoran tepi pantai menikmati lezatnya ikan bakar dan sambal khas Bangka.

Keseokan harinya sepanjang pagi hingga siang kami menikmati lezatnya kuliner di Bangka. Selain mpek-mpek dan otak-otak di Shanti, kami membeli oleh-oleh di Kartini untuk kerupuk kemplang dengan sambalnya yang lezat juga getas yang berupa kerupuk ikan yang dibentuk bulat seperti bakso yang merupakan kerupuk khas Bangka. Liburan di Bangka kami akhiri dengan makan siang yang sangat lezat di restoran Cina yang sangat terkenal di Bangka yang namanya Assui, mungkin saking enaknya rasa masakan disana berasal dari kata Asoy. Walaupun tempatnya masuk kedalam gang tapi cukup besar dan bersih.Katanya setiap artis, pejabat dan orang penting lainnya pasti menyempatkan diri makan disini. Memang tidak salah resto ini menjadi terkenal karena makanannya segar dan uenak tenan. Paling enak menurut saya adalah semacam sop kepala ikan dimasak dengan bumbu kuning disertai potongan nanas segar. Rasanya manis, asam, gurih dan segar, orang Bangka menyebutnya ”lempah ikan”.

Siang hari kami berangkat ke Belitung dengan menggunakan ferry. Beruntung kami mendapatkan jatah tempat duduk di ruangan VIP karena ada penumpang yang tidak jadi berangkat. Harga tiket sekitar Rp 200.000,-. Kalau tidak mendapat tiket VIP wah bakalan kepanasan dan berdesakan dengan penumpang yang penuh sesak disemua kelas selama 6 jam perjalanan.Perjalanan cukup menyenangkan, ombaknya tenang sehingga 6 jam perjalanan tidak melelahkan.

Malam hari jam 7 sampai di Belitung, langsung menuju hotel Lor Inn hotel yang terbagus disana.Karena sudah gelap tidak banyak yang terlihat disepanjang jalan, selain adanya beberapa tulisan spanduk selamat datang dibumi laskar pelangi. Belitung sedang sibuk dan demam dengan shooting film laskar pelangi.Hotel berjarak sekitar 40 menit dari bandara dan merupakan hotel dengan konsep resort.Semua kamar menghadap kelaut berbentuk cottage.Pantas selalu fully booked sebab jumlah kamar hanya 20 buah.

Pagi harinya kami langsung kepantai, wow pantainya tidak kalah indah dengan Bangka, bahkan jauh lebih indah sebab lautnya jernih dan biru.Segera kami naik perahu kecil ketempat yang ada taman lautnya.Dengan peralatan snorkling yang kami bawa terlihat pemandangan taman laut yang indah.Sampai siang hari kami habiskan waktu bermain dipantai.Setelah makan siang kami meluncur mengelilingi pantai yang ada di sekitar Belitung. Bang Fuad pemandu kami membawa ke pantai ”tanjung kelayang” yang dari jauh ada tumpukan batu yang membentuk gambaran burung.Beberapa pantai kami kunjungi, tidak lupa juga kelenteng tempat sembahyang saudara kita yang keturunan cina. Di kelenteng itu ada beberapa tempat sembahyang yang merupakan hadiah dari beberapa orang yang yakin doanya dikabulkan setelah berdoa disana, bahkan ada sumbangan dari orang muslim.

Hari kedua kami mengunjungi desa ”gantung” tempat dimana cerita laskar pelangi berawal. Kami melewati rumah Andrea Hirata pengarang buku dan juga sholat Lohor di mesjid yang diceritakan dalam buku tersebut, walau mesjid tersebut sudah dipugar. Begitu juga dengan sekolah Muhammadiyah yang sekarang sudah bagus.Saya membayangkan bagaimana perjuangan ”Bintang” anggota laskar pelangi yang harus menyeberangi sungai besar dan lebar yang dipenuhi buaya setiap hari.Kota gantung seperti kota lain di Bangka juga dipenuhi lobang besar berisi air yang membentuk danau kecil bekas galian timah yang ditinggalkan. Cukup jauh perjalanan ke desa gantung, sehingga sore hari baru sampai di hotel.Malamnya makan malam di resto tepi pantai dekat hotel, saya lupa namanya.Seafood nya sama lezatnya, ikan bakar, cumi goreng tepung dan tidak lupa ”lempah ikan ketarap: yang menjadi menu wajib.

Hari terakhir di Belitung kami habiskan sepanjang pagi bermain snorkling dipantai, rasanya tidak puas-puas memandangi pemandangan alam bawah laut yang demikian indah.Tiga hari di Belitung sebenarnya kurang rasanya, masih banyak pantai dan tempat indah yang belum sempat saya kunjungi. Semoga cerita perjalanan dan foto yang disajikan dapat menggungah flasher untuk berkunjung ke pulau timah disuatu saat.

(Diambil dari tulisan perjalanan wisata di majalah FLASH edisi Oktober 2008)

Selasa, 21 Oktober 2008

Antri

Mulai hari pertama busway koridor 6 jurusan ragunan - kuningan beroperasi saya memutuskan untuk naik busway. Berhubung rumah dekat dengan halte ragunan maka saya berangkat dari sana. Sebelum naik ke busway kita harus antri didepan pintu masuk, dimana ada dua jalur disitu. Saya berada di jalur pertama dari dua jalur dan diposisi no 3 dari depan.Dalam waktu tak kurang dari 5 menit jumlah jalur berubah menjadi 3, lalu 4 dan akhirnya menumpuk didepan pintu masuk. Dengan tenangnya seorang bapak yang baru datang langsung nyelonong mengambil posisi didepan saya. Sambil tertawa kehancuran bersama dengan orang yang sebelah saya kita berkomentar "susah ya mengantur orang Indonesia untuk antri". Mengherankan setiap penumpang yang baru datang tidak ada yang mau antri dibelakang tapi semua menumpuk didepan pintu masuk.Penjaga gagah berseragam yang ada didepan pintu juga mendiamkan saja. Apa tidak diajarkan bagaimana mengatur antrian penumpang atau sudah diajarkan tapi tidak enak menegur penumpang yang seenaknya saja tidak mau antri.Apa musti dibuatkan pagar besi yang hanya pas satu orang agar tidak saling serobot. Pada saat turun juga terjadi aksi dorong mendorong antara yang mau keluar dengan yang mau masuk busway.Walau petugas sudah berulang kali mengingatkan agar mendahulukan penumpang yang turun tetap saja saling tidak mau mengalah. Mudah-mudahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama seperti yang dijanjikan oleh bang Yos pengaturan penggunaan busway jalur yang baru dibuka menjadi lebih tertib.

Budaya antri, sabar menunggu, mendahulukan yang duluan rasanya susah sekali diterapkan ditanah air tercinta ini. Himbauan, sosialisasi melalui radio, TV dan koran tidak kurang-kurang banyaknya. Rasanya tidak cukup hanya dalam bentuk pembuatan aturan saja tapi harus dibarengi dengan pengwasan dan sanksi jika melanggar.Coba lihat bagaimana ruwetnya mengatur jalan jika lampu pengatur lalu lintas mati.Tidak ada yang mau mengalah, baik yang naik mobil, motor yang dengan seenaknya menyelip dan kalau menyenggol mobil sampai lecet dengan cepatnya kabur.Pengguna jalan juga dengan seenaknya menyeberang jalan tanpa takut ditabrak, sangat yakin sekali bahwa motor atau mobil pasti akan memberikannya jalan. Selain tidak adanya jalur penyeberangan yang memadai orang kita juga terbiasa menyeberang jalan dimana saja.yang paling mengerikan adalah raja jalanan metro mini atau bis yang dengan gagah beraninya mengambil jalan yang bukan haknya. Rasanya waktu dan tenaga habis hanya untuk keluar dari keruwetan ini. Belum lagi dijalan tol dimana sudah digambarkan garis lurus tidak terputus dijalur kiri dilarang untuk mendahului, eh malah digunakan untuk mendahului karena mau cepat.Rambu peringatan "dilarang mendahului dari kiri" seakan tidak terbaca. Begitu juga kalau menjelang mudik lebaran, sepanjang jalan pantura bisa macet total padahal polisi sudah berusaha mengatur agar tertib. Tidak heran angka kecelakaan begitu tinggi.

Budaya antri tidak bisa seketika diterapkan pada saat kita masuk ketatanan sosial kehidupan setelah besar, setelah kita sudah bekerja, setelah kita sudah bisa menyetir misalnya. Pelajaran antri dimulai dari kecil, misalnya dirumah atau di sekolah sudah diajarkan.Sebenarnya untuk umat Islam yang terbiasa pergi ke mesjid budaya antri diajarkan secara tidak langsung.Di mesjid yang datang duluan yang menempati baris paling depan, yang datang belakangan siapapun dia, apapun jabatan atau pangkatnya harus masuk ke barisan dibelakangnya. Bagitu sedikit pelajaran antri yang diajarkan disekolah ataupun dirumah sehingga pada saat mereka masuk kekehidupan sosial bermasyarakat tidak mengenal budaya antri. Kalaupun sudah diajarkan dirumah atau di sekolah ternyata dikehidupan nyata mereka melihat contoh tidak ada yang mau antri, maunya nyerobot dan mau didahulukan walaupun datangnya belakangan.Kalaupun mau mencoba tertib akan ketinggalan atau kalah cepat dengan mereka yang tidak mau tertib.

Kebiasaan sabar menunggu giliran ini akan terbawa dalam kehidupan kita selanjutnya.Misalnya anak yang tidak naik kelas, karena orang tuanya malu akan berusaha mendekati gurunya agar naik kelas, atau memindahkan anaknya kesekolah lain agar dapat naik kelas. Calon karyawan yang tidak lulus test seleksi akan berusaha menyogok panitia penerimaan agar diterima.Begitu juga yang ingin cepat naik pangkat atau golongan rajin-rajinlah melakukan pendekatan atau penjilatan kepada atasannya dengan berbagai hadiah dan upeti agar cepat naik pangkat. Mau cepat dalam mengurus SIM, KTP, IMB, Sertifikat dan lain-lain selipkan saja amplop atau jalan belakang atau bawah tangan agar tidak usah antri. Mau cepat punya SIM padahal umur belum mencukupi, buat saja KTP dengan cara nembak, lalu SIM akan didapatkan dengan mudah. Banyak cara cepat agar mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa harus antri, semuanya ini terjadi karena kita malas dan tidak mau sabar dalam mencapai sesuatu dengan jalan yang benar dan lurus.

Diperlukan kerja keras, kesabaran dan disiplin tinggi untuk dapat membuat bangsa ini menjadi lebih teratur, buat sarana umum yang baik di terminal bis, kereta api, dan tempat-tempat rekreasi atau keramaian lain, sehingga dengan fasilitas yang memadai bangsa ini dipaksa belajar untuk melakukan pelajaran antri mengantri dengan benar. Masih ada waktu, jangan putus semangat, sabar dan jangan pernah lelah mengingatkan orang lain agar berdiri dijalan yang benar.

(Diambil dari buku "Inspirasi" oleh Iftida Yasar tahun 2007

Everything about me














Iftida Yasar,SH, M.Si adalah seorang konsultan SDM yang cukup dikenal dalam bidang Hubungan Industrial, terutama dalam bidang outsourcing. Alumni Fakultas Hukum UNPAD angkatan 80 dan lulusan Magister bidang Psikologi UI


nKarirnya cukup beragam, bermula menjadi pengajar di fakultas hukum dan Sekolah Tinggi Keguruan. Pernah menjadi Penasehat hukum Lembaga Bantuan Hukum untuk wanita dan keluarga. Pada tahun 1988 mengikuti program pertukaran pekerja sosial di Amerika Serikat mendalami mengenai peraturan perburuhan khususnya pekerja wanita dan perlindungan sosial untuk wanita dan anak. Mengikuti berbagai pelatihan, seminar, workshop di dalam dan luar negeri terutama mengenai masalah hubungan industrial. Menjadi nara sumber diberbagai pelatihan, seminar dan workshop dengan tema berkisar mengenai Hubungan industrial, outsourcing, entrepreneurship dan kepemimpinan. Mempunyai minat dan perhatian khusus terhadap pengembangan guru, petani, perempuan dan anak muda,
nKarirnya didunia korporasi berawal dengan menjadi Manager Staff & Government Relations Citibank, dimana disini banyak berhubungan dengan Serikat Pekerja, Pengalamannya ikut APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) sejak tahun 1988 sangat membantu dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Selama di Citibank iftida juga merangkap jabatan sebagai Ketua Dana Pensiun Citibank.
nKesempatan untuk mengembangkan diri diluar bidang hubungan industrial, didapatkan dengan menjadi Manager Training & Industrial Relations ABN AMRO Bank. Disini selain tetap melakukan tugas utama bekerjasama dengan Serikat Pekerja, iftida mendapat kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya menjadi trainer, membuat program pelatihan dan juga modul pelatihan.


Tahun 2000 ia memutuskan untuk keluar dari dunia korporasi dan memulai karirnya sebagai entreprenuer. Iftida mendirikan perusahaan konsultan SDM dan Outsourcing yang bernama PT.Perdana Perkasa Elastindo atau Persaels. Pengalamannya di bidang hubungan industrial dan juga menangani compliance Human Resources membuatnya yakin dapat melakuka usaha menyediakan tenaga kerja pada perusahaan yang membutuhkannya.


Kliennya yang pertama adalah Bank Universal, dimana ia juga merangkap sebagai advisor Hubungan Industrial di Bank Universal sampai Bank tersebut menjadi Bank Permata
Bersama dengan beberapa teman iftida mendirikan perusahaan konsultan SDM yang bernama Exis Mitra Utama, dimana ia menjadi President Director.
Iftida juga sebagai faounder dari majalah Human Capital, dimana ia menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum Majalah.


Bersama dengan beberapa teman yang mempunyai visi yang sama Iftida membuat majalah People & Business, majalah yang seecara khusus membahas mengenai SDM. Majalah ini merangkul berbagai komunitas SDM yang mempunyai kepedulian dalam mengembangkan sumber daya manusia.


Perhatiannya yang kuat terhadap pengembangan generasi muda diwujudkan dengan membuat satu majalah remaja yang bernama Flash. Majalah ini berawal dari keprihatinannya menemukan fakta bahwa begitu banyak lulusan sekolah kejuruan, politeknik dan universitas yang tidak siap pakai. Dalam proses rekrutmen di Persaels yang bergerak dalam bidang Outsourcing ia memulai program yang dinamakan “Campus Chanelling”, dimana bekerjasama dengan beberapa sekolah dan kampus untuk mempersiapkan lulusannya agar dapat siap kerja. Untuk mempercepat usaaha menjembatani antara sekolah/kampus dengan dunia kerja, maka lahirlah “Flash” sebagai majalah komunitas remaja, dimana semua pengelolanya berasal dari para finalis dan peserta lomba ataupun pelatihan jurnalistik yang secara rutin diadakan. Mereka bukan hanya berperan sebagaai kontributor, tapi belajar mengelola bisnis media, mulai dari penulisan, fotografi, design grafis, marketing/iklan sampai sirkulasi dan distribusi majalah.


Saat ini iftida banyak terlibat dalam berbagai organisasi yang mempunyai kegiatan mengembangkan SDM ,ia adalah Wakil Ketua II Komisi Tetap Hubungan Industrial KADIN Indonesia. Disini ia banyak melakukan perjalanan dari Aceh sampai Papua dalam mengembangkan pengertian mengenai pentingnya sertifikasi kompetensi. Dunia usaha dan indsutri melalui Kadin mendorong daerah provinsi untuk membentuk Badan Koordinasi Sertifikasi Kompetensi. Hal ini sangat penting untuk mempersiapkan SDM kita yang handal dan siap menghadapi globalisasi.


Di Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia ia sebagai wakil Sekeraris Umum, dimana secara tripartit bekerjasama dengan Serikat Pekerja dan Depnakertrans dalam masalah hubungan industrial. Materi mengenai hubungan industrial sudah mulai diajarkan di SMK dalam kurikulumnya untuk memberi pengertian kepada siswa mengenai hak dan kewajibannnya yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan.


Keprihatinannya terhadap rendahnya persepsi masyarakat tentang kegiatan bisnis outsourcing, bahkan dianggap negatif oleh kalangan tertentu, membuatnya berinisiatif mengajak rekan-rekan pengusaha outsourcing untuk mendirikan ABADI (Asosiasi Bisnis Alih daya Indonesia). Sebagi founder iftida tidak pernah lelah memberikan pengertian kepada dunia usaha bahwa bisnis outsourcing masih jauh dari yang seharusnya, apalagi jika dibandingkan dengan India dan Cina. Jika secara serentak dunia usaha dan pemerintah bersama melakukan investasi dalam skala nasional mendapatkan pekerjaan bisnis proses outsourcing, maka ini akan menyerap banyak tenaga kerja, Outsourcing adalah salah satu solusi mengurangi pengangguran dan memperluas kesempatan kerja.
Perhatiannnya terhadap masalah sosial diwujudkannya dengan mendirikan Yayasan Nany Yasar yang memberikan pelatihan kepada para guru , UKM dan perempuan mengenai pengembangan SDM.


Waktu luangnya digunakan untuk menjadi Pengajar di Pelatihan Profesional di berbagai perusahaan dan juga dosen tamu.dalam kegiatan Social Community Development
v
n