Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kamis, 04 Februari 2010

Tanggapan Iftida Yasar sebagai Pemerhati Perempuan dalam Premier Film " For God in Love "

JALAN LAIN MENUJU SYURGA
(Komentar terhadap film “For God in Love” yang menggambarkan indahnya poligami jika dilakukan menurut syariat Islam dan keihlasan para pelakunya)
-Poligami adalah Pilihan. Pilihan bagi siapa saja yang mau atau pun tidak menjalankannya, pilihan bagi siapapun yang pro atau pun kontra terhadapnya. Jika melakukan poligami sesuai dengan sunah dan perintahNya maka bagi pelakunya akan merasakan kebahagian dan keihlasan dalam menjalankannya. Tidak mudah menjalankan poligami ditengah masyarakat kita yang munafik ini, yang memilih zinah, selingkuh dan kawin siri diam-diam dibandingkan menjalankan poligami dengan terbuka.
Jika apa yang digambarkan dalam film ini dapat diterapkan dengan baik, maka tidak ada keributan, iri hati, dan terlantarnya anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan poligami ini. Melihat jumlah keluarga yang menjalankan poligami dengan cara yang baik hanya 300 keluarga di beberapa Negara,maka dapat dikatakan ini adalah hal yang sulit. Bukan hal yang gampang memberi keadilan lahir batin bagi 4 orang istri dan berpuluh anak. .Pelaksanaan poligami ini bukanlah gambaran ideal akan harmonisnya rumah tangga, tapi kenyataannya ada. Biarlah mereka menikmati kebahagian dengan cara yang dianggap baik oleh mereka.
Kalau kita lihat ayat dibwah ini, hampir mustahil seorang laki-laki betapapun sempurnanya ia mampu berlaku adil.
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: Dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.QS. an-Nisa' (4) : 3
Bagi sebagian besar laki-laki sendiri merasakan dan meyakini tidak akan mampu berlaku adil walaupun mereka mampu berlaku adil terhadap hal yang sifatnya dapat dihitung,misalnya uang, rumah, giliran hari.Tapi bagaimana dengan perasaan, cinta, kemesraan dan juga keadilan dalam pemberian nafkah batin. Hampir dapat dipastikan nafkah batin akan condong kepada mereka yang masih baru dikawini, dan mungkin saja mengabaikan nafkah batin kepada istri yang lama. Dalam diskusi ini saya dua kali mengajukan pertanyaan yang sama kepada para suami yang melakukan poligami tentang keadilan pemberian nafkah batin, tapi mereka tidak mau menjawab.
Poligami halal bukan sesuatu yang dilarang tapi Rasulullah sendiri melarang menantunya Ali bin Abi Thalib untuk memadu istrinya yaitu Siti Fatimah,kalaupun mau dilakukan maka beliau meminta Ali untuk menceraikan dulu anaknya. Kalau dikatakan bahwa waktu itu calon madu Syaidah Fatimah adalah anak Abi Lahab musuh Allah, tapi bagi saya sikap Rasulullah menggambarkan bagaimana perasaan kita sebagai orang tua yang tidak rela jika anaknya dimadu daan merasa sakit hati akibat dipoligami. Apa yang menyakiti hati anak kita akan menyakiti hati kita juga sebagai orang tua
Rasulullah monogami selama 28 tahun dalam kehidupannya dengan Siti Khadijah, hidup berbahagia dengan keluarganya sampai dengan istri tercinta yang mulia ini meninggal dunia dalam usia yang sudah tua.Bandingkan dengan keadaan masa kini dimana begitu banyak laki-laki tidak merasa puas walau sudah mempunyai istri cantik, kaya, pintar sholeha, muda, mereka masih mencari alasan untuk poligami, atau selingkuh. Perintah poligami sendiri pada waktu itu diturunkan untuk membatasi jumlah poligami yang sangat bebas, tidak ada batasannya. Dari misalnya 10 ,maka dibatasi hanya menjadi 4 saja.Yang terjadi sekarang adalah menambah dari istri satu menjadi, dua, tiga atau empat. Bahkan menukar yang lama kalau sudah bosan dengan yang baru dan tetap menjaga jumlahnya dalam bilangan empat maksimal.
Kalau kita baca sejarah Kebanyakan istri rasulullah adalah istri para sahabat yang gugur di Medan perang, mereka sudah tua dan mempunyai banyak anak.Rasulullah mengambil alih tanggung jawab atas`kewajiban memberikan perlindungan kepada janda dan anak-anaknya. Sama sekali berbeda dengan masa kini,dimana poligami banyak terjadi karena memang sudah niat menambah jumlah istri dengan berbagai alasan, bahkan ada yang memang khusus berburu istri muda. Kenapa dinamakan istri muda, sebab yang terjadi istri kedua, ketiga keempat adalah perempuan muda yang dikawin karena kecantikan dan kemolekannya, bukan dengan tujuan berjuang menolong para janda dan anak terlantar.Kalau niat berjihad menolong perempuan dan mengangkat derajatnya, kenapa bukan mengangkat derajat para pelacur agar kembali kejalan yang benar.
Siti Aisyah adalah istri beliau yang dinikahi karena perintah Allah dan paling disayang dan dicintai, selain cantik juga merupakan anak dari sahabat karib Abu Bakar Siddiq. Kecintaan beliau pada Siti Aisyah tidak membuatnya berlaku tidak adil kepada istri yang lainnya. Sebagai manusia biasa Rasulullah juga mempunyai perasaan lebih sayang kepada Siti Aisyah, tapi tidak condong berlebihan dan berat sebelah
Para istri Rasulullah bertugas menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan suami istri, rumah tangga dan tata cara ibadah kepada kaum perempuan. Mereka memang dipilih Allah untuk mendampingi beliau dengan kelebihannya masing-masing. Rumah tangga Rasulullah adalah rumah tangga yang sederhana, jauh dari mewah dan hanya mengharapkan ridha Allah. Bandingkan dengan keadaan masa kini dimana perempuan mau menjadi istri kedua, dan seterusnya atau menjadi simpanan karena dipastikan laki-laki itu berduit. Banyak kejadian dimana ketika laki-laki itu bangkrut sudah pasti ia juga akan kehilangan para istrinya yang materialistis itu.
Jadi pada situasi masa kini begitu banyak penyimpanagan yang terjadi, dimana poligami kebanyakan dilakukan demi memuaskan hawa nafsu belaka. Dengan bangga laki-laki yang mempunyai banyak harta mampu menggaet para perempuan cantik bahkan mungkin artis dengan gaya hidup glamor untuk dipoligami. Poligami masa kini penuh dengan intrik, kecemburuan, perseteruan, iri hati, dendam, sakit hati, sehingga berdampak pada dendam antara ayah dengan para istrinya, dengan anak-anaknya. Lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaatnya.
Jika ada laki-laki yang mengatakan kepada istrinya kalau kau tidak ikhlas aku poligami,maka kau tidak akan mencium bau surga adalah sebuat bentuk intimidasi dan penipuan terhadap Allah.Tidak ada jaminan dari Allah bahwa kalau kita perempuan mau dipoligami akan masuk surga, atau kalau kita tidak mau poligami dan memilih bercerai,maka kita tidak akan mencapai indahnya surga. Hak kita dijamin oleh Allah untuk menentukan kebahagian kita sendiri .Capailah surga dengan amal ibadah kita, jangan lewat calo yang berbentuk suami yang mengaku mampu membawa kita ke surga melalui poligami.
Banyak jalan menuju ke surga, maka pastikanlah kita sendiri yang mengumpulkan bekal dan tiket masuk surga melalui amalan kita dengan berbuat baik dan menjalankan agama Allah dengan benar.Pilihlan pintu surga yang mampu membawa kita mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Kalau kita termasuk perempuan yang tidak bisa menerima poligami dan memilih bercerai, atau memilih menjadi janda atau perawan tua, dibandingkan dengan menjadi istri kedua dan seterusnya,maka pilihlah jalan itu. Yakinlah bahwa Allah maha pengasih dan penyayang yang akan menjadi penghibur kita dan memberikan tiket langsung ke surga tanpa para makelar dan calo.