Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 25 Januari 2010

Kenapa orang Miskin tetap Miskin

Kenapa orang miskin tetap miskin

Jika kita dilahirkan dalam keadaan miskin, sudah dapat dipastikan berasal dari orang tua yang miskin, tinggal diperkampungan kumuh, bertetangga dengan orang miskin, kebanyakan saudara kita miskin. Karena miskin maka kita tidak punya kesempatan sekolah, kalaupun sekolah hanya SD atau paling banter SM P . Dengan pendidikan yang rendah apa yang bisa kita lakukan, akhirnya bekerja serabutan apa adanya asal bisa makan. Ketrampilan yang apa adanya ditambah dengan keadaan yang terpaksa, akhirnya membuat kita mau saja menerima bayaran sesuai kerelaan atau belas kasihan mereka yang butuh jasa kita. Begitu banyak orang yang seperti itu dibandingkan dengan pekerjaan yang ada, sehingga bekerja tidak setiap hari. Dengan uang yang pas-pasan, makan sangat teratur, artinya pagi makan, siang belum tentu, atau sebaliknya, lebih banyak puasa atau makan seadanya. Asupan makanan jauh dari bergizi, hanya sekedar mengisi perust, akibatnya kurang gizi dan lemah, sakit-sakitan. Kalau sakit tidak punya uang, maka akhirnya banyak yang mati muda, tanpa pernah menikmati kehidupan yang senang.

Ada puluhan juta orang miskin dinegeri kita tercinta, saudara kita yang kebetulan tidak mendapat kesempatan dan mendapatkan ujian dengan menjadi orang susah. Allah memang menciptakan manusia ada yang kaya untuk membantu yang miskin, ada yang miskin agar orang kaya bersyukur dan tergerak hatinya untuk membantu. Kemiskinan menjadi terstruktur jika suatu Negara membiarkan korupsi merajalela. Uang Negara yang diperuntukan untuk rakyat miskin agar mereka sejahtera, dimakan oleh pejabat untuk mensejahterakan dirinya sendiri. Banyak anggaran dipersiapkan untuk membantu orang miskin, yang berbentuk cash Bantuan Langsung Tunai (BLT), membantu jika langsung diterima oleh simiskin tanpa potongan. Pembagian beras miskin lewat lurah juga sangat membantu jika tidak dijual kepihak yang tidak berhak dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapat keuntungan. Rakyat yang terkena bencana atau tinggal didaerah terpencil, akan sangat terbantu jika dibangun akses jalan dan fasilitas penunjang agar mampu mandiri dan menjual hasli buminya, asal mutu jalan dan infrastruktur lainnya tidak dikorupsi, sehingga sering sekali baru dibangun sudah rusak.

Kenapa ada manusia yang tega memakan manusia lainnya, yang memenuhi perut dan perut anak istrinya dengan uang haram, yang membuat mereka kaya, tapi membuat orang lain semakin miskin. Banyak contoh dimana pejabat yang meninjau daerah bencana, malah merepotkan, apalagi jika ia adalah orang penting dari pusat. Anggaran malah habis untuk mempersiapakan kedatangannya, aparat dipersiapkan menyambutnya dan berebut cari muka. Pejabatnyapun mungkin akan marah jika yang menyambut kedatangannya hanya sedikit. Saya saja yang bukan siapa-siapa pernah mengalami dijemput dan diantar oleh banyak orang Pemda yang sebenaranya menurut ukuran saya yang swasta sangat mubazir. Sebagai orang swasta kedatangan kita kedaerah cukup dijemput sopir saja yang akan membawa kita ketempat acara atau tempat bencana. Belum lagi makanan yang akan dimakan si pejabat, haruslah istimewa dan banyak jika iamembawa rombongan ajudan , istri dan keluarganya. Kok mennegok bencana malahan menjadi merepotkan, sebaiknya berikan saja doa restu dan audit pengunaan anggaran menuntaskan kemiskinan dan menanggulangi bencana dengan baik.
Untuk mendapatkan BLT (bantuan Langsung Tunai), Raskin (Beras Miskin), Jamkesmin (Jaminan Kesehatan Miskin), semuanya harus dicap miskin. Ada pengantar dari kelurahan untuk menyatakan bahwa kita miskin, kalau perlu diberi seragam atau cap yang membedakan kasta kita adalah kasta miskin proletar yang berhak dapat bantuan. Dikelurahan juga rawan korupsi, banyak kartu miskin ini diberikan kepada mereka yang tidak miskin. Apakah sudah sedemikian rusak mental dan tidak punya harga diri sehingga tidak malu untuk mengaku miskin agar dapat bantuan dari pemerintah.
Kalau untuk mendapatkan BLT (Bantuan Langsung Tunai), maka berlomba-lomba pejabat desa, kecamatan, kabupaten mendata sebanyak mungkin warganya yang miskin, bahkan banyak data yang fiktif, bahkan ada data orangnya sudah meninggal. Tapi jika untuk laporan kemajuan desa data yang dikeluarkan lain lagi,pokoknya yang menggambarkan baagimana hebatnya apat birokrat mengelola daerahnya. Dengan data dan laporan yang bagus,maka akan keluar lagi kucuran dana untuk program lainnya. Rakyat masih dijadikan alat untuk kepentingan para birokrat , belum diperlakukan dengan benar untuk mengangkat derajatnya agar mereka sejahtera.

Kalau rakyat masih mau dijadikan komoditas politik kepentingan para penguasa, dan mau dijadikan obyek kemiskinan, maka mereka akan berkubang dalam lumpur kemiskinan. Cara berfikirnya adalah miskin, meminta-minta, dan mengggantungkan hidupnya dari orang lain. Jika birokrat masih menjadikan rakyat hanya sebagai alat untuk mendapatkan tambahan anggaran yang nanti peruntukannya tidak sesuai dengan alokasi anggaran, maka akan tercipta mental penguasa yang bobrok. Mereka miskin kasih sayang, miskin moral dan miskin belas kasihan kepada`rakyat yang seharusnya mereka lindungi.

Kita harus memerangi keadaan seperti ini, agar jangan sampai orang miskin tetap miskin Orang miskin hanya dianggapsebagai angka yang semakin besar jumlahnya semakin banyak bantuan yang diberikan . Sudah saatnya kita semua memperjuangkan suatu Negara yang makmur, merdeka, sejahtera , dimana rakyatnya mempunyai harga diri dan semangat untuk mandiri. Masyarakat yang malu untuk meminta-minta dan berjuang untuk hidup dengan bermartabat.

Sedih rasanya dalam bulan puasa melihat bagaimana rakyat miskin yang memang biasa tidak makan ,malahan tidak puasa.Mereka dalam bulan yang suci ini malah berjejer dijalan lengkap dengan anak istri, bahkan bayi sambil menadahkan tangannya. Manusia gerobak semakin tahun semakin banyak saja berjejer dipinggir jalan besar. Rasanya mustahil jika tidak ada yang mengorganisir, begitu banyak gerobak itu mungkin ada juragan gerobak yang mengambil keuntungan dengan menyewakannya.

Orang miskin mungkin menjadi putus asa dan tidak percaya lagi kepada Allah, mereka mencari kasih saying Allah sepanjang hidupnya dan belum menemukan dalam bentuk kesejahteraan. Rawan sekali jika kita membiarkan saudara kita semakin banyak yang bertambah miskin. Mereka nantinya bukan saja miskin harta, tapi juga miskin iman, tidak percaya kepada kasih sayang Allah, dikuatirkan demi mengejar ke butuhan perut akan terperosok kedalam perbuatan yang tidak bermartabat seperti minta-minta ,bahkan kriminal. Bayangkan jika begitu banyak saudara kita yang miskin,maka ini juga akan membahayakan kita yang dianggap mampu tapi tidak mau membantu. Kemungkinan ada kecemburuan sosial dan kalau ada kejadian yang tidak diinginkan , maka mereka akan gelap mata.

Jadi jangan berbahagia apalagi tidak perduli terhadap orang miskin,kita harus membantu mereka

Tidak ada komentar: