Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 28 Juli 2009

Mama terlalu mengatur

Komentar kedua anak mengenai saya adalah mama terlalu mengatur, dominan dan mau ikut campur urusan mereka. Kalau memahami cara berfikir remaja tentu saja mereka mau bebas, tidak mau diatur dan kalau bisa orang tua tidak perlu tau urusan mereka. Ada orang tua yang tidak bisa membedakan mana yang harus diatur dan mana yang bisa dibiarkan. Mereka dengan alasan demokrasi membiarkan apa saja kemauan anaknya menurut versi anak. Padahal anak memerlukan suatu rambu/petunjuk/arahan yang jelas mana yang boleh dan mana yang tidak. Kalau pernah lihat bagaimana para Super nanny beraksi di Metro TV, terlihat bahwa keluarga yang kacau adalah mereka yang tidak memberikan arahan yang jelas mengenai mana yang boleh mana yang tidak.Lucu campur heran melihat seorang anak berumur 3 tahun bisa membuat ayahnya takluk. Dia bisa menangis berguling-guling kalau perminataannya tidak dipenuhi, dan ayahnya dengan sabar akan memenuhi segala keinginannya. Ibunya terlihat tertekan karena aturan yang diterapkan menjadi berantakan jika ayah ada dirumah. Dengan bantuan Super Nanny akhirnya ayah dapat menerapkan disiplin kepada anaknya dan keluarga itu menjadi lebih nyaman dan teratur.Dengan adanya batasan dan aturan yang jelas ditambah dengan disiplin dan konsistensi maka anak menjadi nyaman dan dapat mengatur dirinya sendiri.

Untuk hal yang berhubungan dengan kejujuran misalnya apakah kita mau membiarkan anak mempunyai pilihan mau jujur atau tidak jujur?.Merekaa harus diajarkan dengan jelas bahwa segala sesuatu harus dilandasi dengana itikad baik dan kejujuran. Untuk urusan disiplin waktu masuk sekolah apakah kita mau membiarkan anak memilih mau masuk sekolah atau mau membolos. Saya punya pengalaman dengan anak saya yang pernah 17 hari tidak masuk sekolah membolos, jelas ini tidak ada koordinasi antara guru dan orang tuanya. Guru tidak memberitahu orang tua dan saya sebagai orang tua juga tidak menjalin komunikasi yang baik dengan guru. Berdasarkan hal itu sekarang saya mempunyai no Hp guru anak saya, bahkan anak saya yang kuliah saya secara rutin berkomunikasi dengan wali dosennya.

Ada hal yang memang kita harus ikut campur dan memastikan bahwa pembentukan karakter dilaksanakan secara konsisten dan terus menerus. Jangan pernah putus asa dalam membangun karakter anak, sebab itu akan menjadi tiang utama dalam pembentukan karakternya. Karakter yang baik akan diteruskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Perhatikan keluarega yang dianggap baik akan terus melahirkan generasi yang baik. Anak-anak akan meneruskan nilai yang diajarkan orangtuanya dari generasi ke generasi. Saya melihat anak-anak saya kalau diliuar rumah menjadi pribadi yang hangat, sopan, jujur dan disenangi oleh orang lain, walau kadang dengan saya sendiri sering berargumentasi. Kalau saya datang ketempat kostnya ( ia pernah kost di malaysia dan Bandung ) kamarnya rapi dan bersih,. Waktu kami punya rumah di Bandung ia tinggal disana dan rumah juga rapih dan bersih. Urusan listrik, pipa bocor, air keruh yag harus disaring diurus dengan baik. Alhamdulillah itu buah dari seringnya saya mengajari tentang kebersihan. Walau kelihatannya mereka tidak mau mendengar dan cuek, tapi ajaran yang kita berikan akan dipraktekannya begitu ia berinteraksi dengan orang lain dan jauh dari rumah.Jadi jangan pernah membiarkan anak tumbuh tanpa aturan yang jelas.

Tidak ada komentar: