Saya selalu percaya bahwa perselingkuhan tidak akan terjadi atau tidak akan banyak jumlahnya jika kita perempuan mampu berkata tidak. Kita punya peranan untuk menentukan pilihan apakah mau atau tidak menjalin hubungan dengan suami orang. Sebagai perempuan yang terlibat hubungan terlarang dengan suami orang jangan bersembunyi dibalik alasan kita adalah korban, tertipu dan termakan bujuk rayu laki-laki. Perempuan diberi kelebihan mempunyai perasaan yang lebih sensitif untuk mengetahui atau akhirnya menemukan fakta bahwa laki-laki yang kita cintai tenyata suami orang. Sebelum menjalin hubungan sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siapa laki-laki itu sebelum kita memutuskan menyerahkan hati kita kepadanya. Tidak masuk akal jika kita dengan mudahnya memberikan kepercayaan bahkan menyerahkan hati dan diri kita kepada laki-laki tanpa mengetahui lebih dulu siapa dia.
Kalaupun sudah terlanjur terjadi hubungan cinta, mustinya setelah kita tahu dia adalah suami orang segera putuskan hubungan ini. Jangan terjebak dalam situasi dimana kita menjadi tidak berdaya dan berputar-putar dalam lingkaran setan. Semakin dalam kita terlibat, maka semakin susah kita mengakhiri. Ada teman yang memang dari awal sudah tau bahwa laki-laki yang dicintainya adalah suami orang bahkan bapak dari sahabat anaknya, tapi dia tidak mampu melepaskan diri, bahkan selama bertahun-tahun terlibat cinta terlarang yang menghancurkan perkawinannnya bahkan menghancurkan kepercayaan dan perasaan anak-anaknya. Berbagai cara sudah dilakukan oleh keluarga dan anak-anaknya termasuk keluarga laki-laki selingkuhannnya untuk menyadarkannya, tapi dia seperti buta mata hatinya menikmati hubungan ini. Sebagai perempuan yang sudah mempunyai anak banyak, bahkan sudah mantu dia mau menukar harga diri dan kehormatan seta keutuhan rumah tangganya dengan laki-laki yang tidak jelas. Laki-laki itu tidak mau menikahi secara resmi hanya mempermainkan saja dan menina bobokan dengan janji manis akan menikahinya suatu saat. Dengan perjuangan dan doa akhirnya laki-laki tadi kembali kepada keluarganya, semoga perjalanan hidup bersama menuju keluarga yang penuh kasih sayang membina anak-anak di ridhoi Allah.
Ada teman yang punya hubungan dengan laki-laki beranak 2 . Pada awalnya dia mengaku sedang dalam proses perceraian dan sudah pisah rumah lama. Untuk meyakinkan teman saya, laki-laki tadi memperkenalkan teman tadi kepada ibunya dan ibu laki-laki tadi merestui hubungan itu dan berharap agar anaknya dapat menikah dengan teman saya itu. Melihat keseriusan laki-laki tadi luluhlah hati teman saya dan mereka akhirnya menjalin hubungan. Tidak disangka ternyata proses perceraian berlangsung alot, laki-laki tadi mememerlukan waktu lama untuk meninggalkan istrinya. Teman saya mulai diteror oleh istri laki-laki tadi, berbagai sms, telepon yang menyebutnya ”lonte, pelacur, perebut suami orang” mulai berdatangan secara rutin, kehidupannya menjadi terganggu. Tadinya dia berfikir bahwa kehadirannya bukan penyebab rusaknya rumah tangga itu, tapi memang mereka sudah dalam masalah. Laki-laki tadi dan ibunya mencoba meyakinkan bahwa masalah akan segera berakhir dan meminta kesabarannya menunggu. Akhirnya kesadaran datang pada diri teman saya, bahwa kalau laki-laki itu dapat menceraikan istrinya yang telah memberikan dua anak dengan begitu saja, siapa yang bisa menjamin bahwa teman saya tidak akan diceraikan suatu saat. Dengan menetapkan hati ia meninggalkan laki-laki tadi, walaupun laki-laki itu menangis dan memohon agar tetap bersamanya.Alhmdulillah dengan keputusannya itu sekarang ia mendapatkan suami yang jauh lebih baik dan berstatus jelas ”single”. Mereka baru saja melangsungkan perkawinannya dan semoga Allah memberikan kebahagian, keberkahan dan anak-anak sholeh dan sholeha untuk perempuan yang mampu menjaga kehormatan dan perasaan perempuan lain.
Ada juga perempuan yang pernah khilaf dan meninggalkan suaminya. Pada waktu itu rasanya benci sekali kepada suaminya dan selalu yang terlihat kekurangannya. Pada saat goyah dia menjalin hubungan dengan laki-laki pacarnya dulu. Hampir setahun mereka berhubungan dan akhirnya pencerahan datang kepada perempuan itu karena merasa marah dan tidak habis pikir, bagaimana seorang laki-laki yang sudah kehilangan anak sebanyak 2 orang meninggal dunia masih berfikiran untuk melamarnya menjadi istri kedua dengan resmi. Apalagi kalau melihat keadaan istrinya kasihan sekali perempuan sederhana yang setia dan mengabdi kepada suaminya dan kehilangan dua orang anak harus ditambah lagi dengan penghianatan suaminya. Ditinggalkannya laki-laki itu dan tidak pernah mau berhubungan sama sekali. Keputusan meninggalkan suaminya sebetulnya bukan karena laki-laki lain tapi karena banyak hal. Perpisahan itu sangat disesalinya, kenapa ia tidak tabah, sabar dan ihklas menerima kekurangan suaminya dan melihat kelebihannya. Akhirnya dengan izin Allah mereka sekarang sudah berkumpul kembali dan semoga Allah memberikan ridhonya membentuk keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah .
Selasa, 28 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar