Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 28 Juli 2009

Gigolo

Kalau laki-laki yang mau dibayar dan dijadikan simpanan perempuan untuk memuaskan nafsunya maka ia disebut “gigolo”. Gigolo hanya melayani tante-tante saja, dia diperlakukan sama dengan pelacur.Gigolo tujuannya biasanya untuk sekadar kencan saja atau morotin mangsanya. Bukan saja perempuan sekarang laki-laki juga tidak mau hidup susah.Mereka mau menikmati hidup dengan enak, baju bagus, makan enak, punya mobil dan ATM yang selalu terisi penuh. Ingat kasus Ryan sang jagal dari Jombang ia lebih mengerikan lagi melayani para laki-laki hidung belang yang homo. Karena serakah dan sakit jiwanya bahkan ia tega membunuh laki-laki yang telah memberinya materi.Dalam kasus gigolo posisi sang tante lebih aman, suami sibuk mengejar perempuan muda sehingga sang tante kesepian dan mencari hiburan. Biasanya para suami sudah cuek saja istrinya tidur dengan siapa, jadi amanlah nasib para gigolo dari teror para suami karena meniduri istrinya.

Ada juga laki-laki yang modus operandinya lebih canggih yang hanya bermodalkan tampang keren, wibawa, kesana kemari berpenampilan pengusaha sukses tapi sebenarnya hanya mendekati pengusaha-pengusaha perempuan yang kesepian. Dia akan menawarkan kerjasama untuk membantu agar bisnis perempuan itu dapat lebih maju. Yang model gini, ganteng, usia matang, telihat bonafit dan mempunyai banyak relasi. Karena tertarik dan bermodal tampang meyakinkan, maka percayalah perempuan pengusaha tadi. Mula-mula segala pengeluaran meeting dibayari oleh si laki-laki tadi, kartu kreditnya beberapa dan kebanyakan platinum (padahal jumlah tagihan membengkak dan hanya sanggup bayar minimum aja, kebanyakan sering telat jadi sering dapat telpon dari debt collector) jadi makin percayalah mangsanya.

Setelah beberapa lama sering bertemu, makin tertarik si mangsa, dengan alasan ia akan mantap membantu jika ada di struktur perusahaan, maka ia diangkat sebagai direktur marketing misalnya, membantu membuat proposal, menemani mengikuti tender dan terlihat sigap dan cekatan. Makin lama makin sayang perempuan pengusaha ini, mulailah hubungan berkembang menjadi percintaan. Kalau statusnya istri orang ya mereka selingkuhlah, kalau janda mereka lebih bebas lagi, bisa dikawin siri atau hanya sekedar ditiduri saja. Mulailah mengalir berbagai hadiah kepada si laki-laki, Black Berry dibelikan sebagai hadiah dan juga sebagai sarana komunikasi mereka berdua, laptop, gaji yang lumayan sebagai direktur marketing, ditambah dengan tidur gratis bareng dengan si boss merangkap kekasih.

Kinerja petualang ini sebetulnya mulai terlihat kedodoran, sudah beberapa bulan bahkan tahun membantu hanya loba lobi, pendekatan serta ikut tender terus. Pekerjaan yang didapat kurang sebanding dengan pengeluaran yang dikeluarkan bossnya. Beberapa pekerjaan diaku sebagai prestasinya, padahal sebenarnya dia hanya berkontribusi kecil terhadap keberhasilan kemenangan tender itu. Berhubung sudah terlanjur sayang maka perempuan tadi menutup mata saja melihat kenyataan bahwa sebenarnya petualang cinta tadi hanya parasit. Dia beralasan yah hitung-hitung sebagai teman tidur dan teman tukar pikiran saja. Biasanya para petualang ini juga termasuk suami yang tidak bertanggung jawab, uang yang didapatkannya habis untuk dirinya sendiri memenuhi gaya hidupnya yang flamboyan. Alhasil sang petualang akan berlama-lama dalam pelukan sang partner bisnisnya atau pindah ke pelukan tante kesepian lain yang lebih hot pundi-pundinya.

Memang dunia ini sudah gila, laki-laki yang seharusnya jadi iman, pemimpin keluarga, mencari nafkah buat anak istri, malah berperan sebagai gigolo.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Gigolo ada merupakan suatu kenyata an, karena manusia kini, melihat segalanya dari materi dan keduduk- an yang dimiliki,melupakan agama- nya,sepanjang hari karir.
Pada titik-titik tertentu terjadi kekosongan jiwa, dicarinya cinta, dicarinya kebahagiaan, shg sadar/ tidak sadar diterimalah perhatian dari orang ketiga, yaitu muslihat seorang gigolo, dia kira cinta dan kebahagiaan itu ada disana. padahal cinta dan kebahagiaan itu sangat dekat bahkan dekat sekali, yaitu di dalam keluarga.
Dan Ibu Ida, yang gila itu bukan dunia tetapi manusia-manusia yang mengisinya.
Salam hangat,
Dj. Surjana - Bandung.