Siapakah orang yang dianggap bangkrut? Pendapat umum menggambarkan bangkrut yaitu sebagai suatu keadaan kita tidak mempunyai apa-apa sama sekali, bahkan menanggung hutang yang sangat besar. Hidup yang tadinya jaya, kaya raya, dihormati orang, sekarang sebaliknya.Uang tidak ada, bahkan dikejar hutang dan tidak ada lagi teman, karyawan yang dulu selalu mengitari kita dengan hormatnya. Yang tadinya naik Mercedes sekarang naik mobil butut atau motor bahkan naik angkot. Yang tadinya mempunyai sopir, pembantu, baby sitter, sekarang semuanya harus dikerjakan sendiri. Kalau tadinya punya rumah, villa bahkan mungkin kapal pesiar, sekarang semuanya tidak ada, dijual dengan harga murah, diiklankan dengan tambahan dua huruf “BU = Butuh Uang”.Teman-teman yang tadinya tidak pernah berhenti silih berganti berdatangan atau mengajak berteman, sekarang menghindar, boro-boro membantu. Karyawan yang tadinya hormat, menjilat, terbungkuk-bungkuk menghormati, sekarang menyapapun tidak apalagi ingat bahwa mereka dulu pernah bekerjasama.
Dalam ajaran agama Islam, seorang dikatakan bangkrut jika amal perbuatannya setelah dikurangi dengan dosa-dosa yang telah diperbuatnya menjadi minus. Jika amal ibadhnya masih seimbang dengan dosanya, mak ia disebut merugi, tapi jika sampai pada posisi tekor, maka ia disebut bangkrut. Ada juga yang merasa begitu banyak kebaikan yang telah diperbuatnya, tapi ternyata ia tidak ikhlas menjalankannya, bahkan melakukan kebaikan untuk pamer dan dipuji. Maka sia-sialah segala amal perbuatannya , akan dikurangi dengan perbuatan yang tidak baik, sehingga bisa saja terjadi ia akan dalam keadaan bangkrut juga.
Dalam dunia usaha, untung rugi, kalah-menang tender adalah hal yang biasa, apalagi dalam situasi ketidak pastian akibat adanya krisis global. Kita ambil contoh misalnya “Kantor Pos”,dulu segala urusan surat menyurat mengandalkan kesigapan si tukang pos. Tukang pos yang dinanti-nanti, tadinya bereliling dengan sepeda, sekarang sudah berganti dengan motor. Masih banyak desa terpencil yang masih mengandalkan komunikasi melalui surat. Dulu betapa berjayanya Pos Persero itu, tidak ada saingannya, hidup mati kita tergantung dari kebaikan dari para pegawai pos. Dulu surat datang saja sudah bukan main bersyukurnya, karena berarti kita menerima berita dari orang dekat (saudara, orang tua, teman, kerabat) yang jauh disana. Tidak ada orang yang berfikir untuk mempertanyakan berapa lama surat itu seharusnya sampai ketangan kita. Tidak berapa lama lahir saingan Pos milik negara, dengan lahirnya para kurir dari perusahaan pengantar surat swasta. Ada Elteha, ada Tiki, yang dengan cepat menjadi saingan berat Pos. Maka mulailah timbul ada ”Kilat Khusus”, yang menjamin bahwa surat atau kiriman barang akan sampai dalam waktu sehari atau dua hari. Masuk juga perusahaan asing seperti Fedex, dll yang mampu memberikan jaminan lebih cepat sampai dengan aman, bahkan untuk tempat yang jauhpun berani para pelaku usaha antar kirim barang itu menjamin dengan tepat watunya, jika tidak uang kembali misalnya. Maka berlomba-lombalah sekarang mereka memberikan bukti bukan janji.
Tidak disangka kemajuan teknologi demikian cepat , lahirlah hand phone yang dengan cepat menjadi benda yang tidak dapat lepas dari genggaman orang indonesia. Jika dulu susah sekali mendapatkan sambungan telpon dari satu-satunya perusahaan telekomunikasi disini, sekarang setiap orang bahkan dimanapun dipelosok Indonesia mempunyai hand phone. Mulailah babak baru dalam menyampaikan berita dengan cepat, singkat da padat. Bisnis pos mulai ternacam bahkan menjadi bangkrut karena tidak ada lagi atau berkurang dengan drastic orang yang menulis surat melalui pos. Semua dapat dilakukan dengan SMS atau melalui email.Jika dulu setiap lebaran berjuta kartu lebaran harus dikirim pak pos, sekarang semua dilakukan lewat sms lengkap dengan gambarnya. Profesi sebagai pembuat kartu lebaran/natal dan juga percetakan yang biasa mencetak juataan lembar kartu lebaran/natal menjadi sepi order. Kalau dulu mengirim uang kepada anak yang meantau menuntut ilmu dengan wesel, maka sekarang dalam hitungan detik transfer lewat ATM dapat dilakukan.
Inti dari cerita diatas adalah jika kita tidak mempunyai kreatifitas yang mampu melahirkan suatu inovasi baru, maka kemungkinan kita akan bangkrut. Tidak perduli berapa banyak dan betapa berkuasanya kita pada suatu masa, tapi jika ada teknologi baru, ada perusahaan lain, ada profesional lain yang lebih canggih dan dapat meyesuaikan diri dengan perkembangan masa, maka ia yang akan menjadi pemenangnya. Jadi sepanjang kita hanya kalah tender atau mempunyai hutang di bank dalam jumlah besar atau mengalami kerugian, maka orang bisa saja mengatakan kita bangkrut. Tapi jika kita sendiri masih mempunyai semangat, mempunyai keyakinan, mempunyai kreatifitas yang mampu melahirkan inovasi baru, maka kita tidak pernah bangkrut. Yang ada hanya suatu keadaan dimana harta benda yang tadinya tidak ada, menjadi ada lalu karena keadaan apapun bentuknya menjadi tidak ada lagi. Selama kita yakin bahwa Allah akan menolong hambanya yang tidak pernah berputus asa, maka kita tidak pernah bangkrut.
Selasa, 28 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar