Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 14 Februari 2009

Merdeka atau Mati

Baru saja bulan Agustus seluruh rakyat Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke 61.Kegiatan klasik perayaan tahunan biasanya sekitar perlombaan balap karung, makan kerupuk.Malamnya dalam acara tujuh belasan biasanya berupa pertunjukan drama bagaimana perjuangan para pejuang kemerdekaan melawan penjajah. Tulisan pada gapura dimulut gang atau ilustrasi pada panggung pertunjukan biasanya selalu ada tulisan "Merdeka atau Mati".

Tidak ada yang salah pada perayaan itu sebab mengingatkan kembali pada bagaimana kita menghadapi perjuangan merebut kemerdekaan. Pertanyaannya adalah, apakah sudah saatnya jenis perlombaan dalam menyambut hari kemerdekaan itu ditingkatkan mutunya?.Apa tidak bisa dijadikan momentum untuk mencari bibit unggul diberbagai bidang dari tingkat TK sampai dengan perguruan tinggi dengan misalnya menyelenggarakan pertandingan olah raga, lomba science, komputer, Fisika, dsb..Bisa juga meningkatkan mutu SDM guru dengan menggelar berbagai acara misalnya lomba penulisan buku dan cara mengajar yang baik..Para juara tingkat provinsi akan mendapat kesempatan bertemu presiden pada upacara 17 an di istana,para juara tingkat kabupaten akan merayakan acara 17 an bersama bupati, begitu juga ditingkat kecamatan dan desa.

Adakan juga pemberian penghargaan bagi karyawan berprestasi yang kriterianya misalnya mempunyai kompetensi yang tinggi dibidang otomotif atau bidang lainnya. Perusahaan yang mempunyai tingkat produktifitas tinggi, membayar pajak tertinggi dengan benar, melaksanakan hak-hak karyawannya, memberikan pelatihan dan memberikan kesempatan magang bagi para pencari kerja dengan baik juga diberi penghargaan.begitu juga bagi perusahaan negara atau BUMN yang melayani masyarakat dengan baik mendapatkan penghargaan pada acara itu.Penting sekali bagi perusahaan negara yang melayani publik meningkatkan mutu pelayanannya kepada masyarakat, mengingat mereka memang digaji untuk melayani masyarakat bukan mempersulit masayarakat. Dengan semangat sportifitas dan suasana kompetisi secara sehat diharapkan secara bertahap bangsa Indonesia mempunyai perubahan menjadi bangsa yang lebih bermutu..

Sudah saatnya berubah, lebih mandiri jangan mau ketinggalan dengan bangsa lain.semboyan "Merdeka atau mati" harus benar dipilih yang mana, mau merdeka atau mati, jangan memilih yang ditengah"atau" yang mengakibatkan kita tidak maju-maju.Jangan bangga menyebut diri sebagai bangsa yang merdeka kalau pembuatan tahu saja masih menggunakan kacang kedele import. Kemana semangat memajukan industri pertanian kita yang kalah jauh dengan Thailand.Semua buah enak diakhiri dengan kata Bangkok.Jambu Bangkok, Durian Bangkok, Pepaya Bangkok.Apa sudah begitu malas dan bodohnya kita ini sampai tidak bisa menghasilkan buah unggulan yang mampu dibanggakan. Tidak heran jika kita menjadi surga tempat barang bermerek terkenal tapi palsu, karena kita lebih bangga memakai tas "Cartier" palsu dibandingkan dengan tas indah asli buatan cibaduyut. Begitu juga banyak para pejabat negara, anggota DPR/DPRD yang terlibat dalam pemalsuan ijazah demi meraih jabatan dengan menggunakan segala kepalsuan.

Berkacalah pada India negara besar dengan segala kekurangannya tapi bangga sebagai orang India. Orang India dimanapun diseluruh dunia selalu memakai pakaian nasional mereka, didalam negeripun para pejabat tinggi memakai mobil sederhana yang sesuai dengan kemampuannya, bukan Volvo atau Camry yang dibeli dengan cara berhutang.Tidak usah jauh jauh mengambil contoh lihat negara tetangga Malaysia yang jauh lebih maju dari kita, padahal tahun 60 an kita menjadi panutan Malaysia dibidang pendidikan . Kalau kita ke Malaysia begitu mendarat di bandaranya, kesan mewah, bersih, teratur dan bebas prokem sangat terasa.Sebagai turis tanpa rasa kuatir kita dapat kekota dengan bis atau taksi dengan harga resmi ditambah bonus rasa aman.Sebagai negara yang mayoritas muslim Malaysia mampu menggaet turis dari Timur Tengah untuk menghabiskan real dan dirhamnya disana.Contoh negara merdeka lain dalam arti yang sebenarnya adalah Korea, mereka menggunakan semua produksi dalam negerinya mulai dari baju, elektronik, sampai dengan mobilnya.Begitu baiknya pemerintah Korea mengelola negaranya sehingga rakyat Korea dapat menikmati kesejahteraan secara merata dengan baik.Berbeda dengan kita yang hanya sebagian kecil rakyat yang misalnya memang berasal dari keluarga kaya atau mereka yang mendapat kesempatan untuk mendapat pendidikan yang baik yang dapat hidup dengan layak.Korea sangat bangga dengan identitas bangsanya, para pejabat tinggi selalu berbahasa Korea dalam memberikan sambutannya dalam berbagai acara internasional.Sebagai negara kaya mereka dengan mudah dapat membayar penterjemah untuk membuat pendengarnya mengerti.

Hayati arti kemerdekaan dengan baik, jangan hanya menjadi bangsa yang bermental meniru atau hanya sebagai pengguna atau pasar dari produk negara lain.Gunakan daya dan upaya yang ada untuk menciptakan sesuatu agar bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri.Makan nasi dari hasil petani sendiri bukan mencari keuntungan terus dari hasil import beras.Memakai produk tekstil buatan sendiri jangan hanya membeli murah dari negara Cina.Menghargai mutu SDM dalam negeri dengan memberikan penghargaan dan imbalan yang adil dan layak kepada tenaga kerja kita, jangan "bule minded" yang menganggap bangsa asing lebih pandai dan layak digaji lebih dari bangsa sendiri.Gunakan APBN secara maksimal untuk meningkatkan mutu manusia Indonesia, jangan hanya sibuk menghabiskannya untuk proyek yang tidak memberikan manfaat bagi bangsa sendiri. Ingat berani berkata "Merdeka" berarti berani untuk memperjuangkan kemajuan bangsa ini sampai titik darah penghabisan.Atau lebih baik mati saja kalau hanya sekedar bertahan hidup tapi sebenarnya sudah mati....

Tidak ada komentar: