Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 14 Februari 2009

Loyalty

Jika kita bicara mengenai kesetiaan atau setia, yang langsung terbayang di benak kita adalah hubungan antara pria wanita, suami istri yang saling setia satu sama lain. Mereka hidup bahagia dan hanya maut yang mampu memisahkan mereka. Begitu juga kalau kita bicara mengenai ketidaksetiaan, maka yang ada adalah cerita mengenai perselingkuhan atau hubungan gelap yang terjadi antara aku, kamu dan dia. Sering kita sebut dengan cinta segi tiga, segi empat, bahkan multi segi.
Padahal kesetiaan bisa diimplementasikan pada semua segi kehidupan. Kesetiaan adalah karakter yang bisa dibentuk pada diri manusia ketika ia berinteraksi dengan banyak hal. Ayah saya adalah pegawai negeri yang sampai usia pensiun bekerja dengan setia mengabdikan diri pada Negara. Karirnya diawali dengan menjadi tentara pelajar, lalu menjadi pengusaha yang cukup kaya tapi kemudian bangkrut sampai akhirnya menjadi pegawai negeri. Pekerjaan ini ditekuninya dengan dedikasi tinggi.
Saya ingat, sebagai anak dari karyawan perusahaan Negara yang kaya pada saat itu, segala kebutuhan kami sangat tercukupi. Sejak kecil saya boleh ikut kegiatan volley, tennis, bowling, karate, dan kegiatan pramuka dengan fasilitas terbaik dan semua atas biaya perusahaan. Dengan fasilitas yang menurut ukuran kami sudah sangat bagus, masih saja ada orang yang tidak pernah puas. Ada saja yang melakukan kecurangan, ada yang melakukan bisnis pribadi dengan menggunakan fasilitas kantor atau bekerja dengan malas-malasan karena tidak akan dipecat dari kantor. Seharusnya karyawan yang sudah dicukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya oleh perusahaan mampu menunjukan kesetiannya dengan cara bekerja yang benar.
Hubungan antar teman sejawat, antara atasan dan bawahan juga harus didasari dengan saling setia. Keberhasilan suatu departemen atau divisi adalah keberhasilan tim, bukan perorangan. Kalau kebetulan kita mempunyai jabatan sebagai pemimpin suatu perusahaan, jangan pernah mengklaim keberhasilan itu adalah hanya karena usaha pimpinan semata. Begitu juga sebaliknya, jika gagal maka dengan mudahnya kita sebagai atasan menyalahkan anak buah. Keberhasilan atau kegagalan suatu proyek atau pekerjaan adalah hasil dari seluruh tim. Pemimpin akan mendapatkan nilai lebih jika pekerjaan timnya berhasil. Tapi sebaliknya juga akan mendapat kecaman lebih jika gagal. Masih banyak orang yang tidak berani menunjukkan kesetiannya membela teman atau anak buah jika menghadapi kegagalan.
Dalam perjalanan karir saya ada beberapa boss yang merupakan atasan saya yang sebetulnya saya tidak cocok dengan mereka. Kebanyakan ketidakcocokan itu didasarkan pada perbedaan nilai hidup. Misalnya saya pernah punya atasan yang kalau berbicara antara benar dan bohong sangat tipis bedanya. sangat berani mengemukakan satu pandangan tanpa didasari dengan data dan fakta yang ada. Kata orang Sunda, kumaha engke. Artinya yang penting omong besar dulu supaya lawan bicara tertarik dan kita mendapatkan pekerjaan, urusannya nanti belakangan. Dalam hal ini saya berusaha untuk memberikan data dan analisis kepada boss ini agar ia jangan berbicara terlalu jauh dari kenyataan.
Saya selalu dengan setia membantu dan mencoba untuk sedapat mungkin mengurangi atau setidaknya memahami apa maksud dari semua omong besarnya. Saya mencoba untuk tidak menghianatinya dan mendukungnya semampu saya selama masih menjadi asistennya. Tapi hanya bertahan selama 1 tahun, karena ternyata untuk bisa setia kepada orang yang tidak sama cara pandangnya dengan kita, sungguh sangat sulit.
Ada juga tipe orang yang tidak pernah setia terhadap teman, bawahan atau atasan. Jika ada yang mempunyai gagasan atau usulan proyek maka dia akan mengambilnya dan mengaku sebagai gagasannya. Jika ada masalah atau ada kegagalan di kantor yang kebetulan dia ada dalam tim itu, dengan cepat ia membersihkan diri dan mengatakan bahwa itu bukan gagasannya, atau dari awal memang dia sudah tidak menyetujui gagasan itu tapi si anu memaksakan.Tepat sekali gambaran dari salah satu iklan rokok yang menggambarkan ada seorang cowboy dengan kudanya yang berlari kencang siap berperang. Pada saat dia sudah berhadapan dengan pasukan Indian yang jumlahnya banyak, maka dia sangat kaget ternyata teman-temannya tidak ada satupun yang mendukung dia dan dia hanya sendirian. Perasaan ini yang dirasakan oleh kita atau teman kita yang ditinggalkan dan menghadapi kegagalan sendirian.
Banyak kejadian nyata di sekitar kita di mana harus tegar menghadapi penghianatan dari orang yang dekat dengan kita, yang diharapkan memberi dukungan dalam suka dan duka, ternyata pergi ketika duka menyapa. Untuk saya kesetiaan adalah terhadap nilai-nilai yang baik seperti integritas misalnya, bukan setia pada seseorang secara membabi buta. Jika nilai yang baik itu sudah tidak ada pada diri teman, atasan atau bawahan kita lebih baik dipikirkan kembali hubungan itu. Dalam perjalanan hidup kita ditinggalkan teman, kekasih atau sahabat sangat mungkin terjadi. Banyak orang yang berubah cara pandang hidupnya karena pergaulan atau untuk meraih suatu kepentingan. Untuk saya kalau harus memilih lebih baik dihianati daripada menghianati.

Tidak ada komentar: