Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 07 Februari 2009

Enaknya jadi orang Indonesia

Wah ternyata jadi orang Indonesia enak dan asik, hal ini terasa banget setelah saya baru kembali dari pelatihan di Jepang selama dua minggu. Mendarat di bandara tercinta, lumayan sekarang toiletnya baru, bersih dan ada tissuenya lho, padahal udah jam 10 malam. Senang melihat pak porter berseragam hijau yang dengan sigap membantu membawakan tas. Di Jepang masih lumayan sopir bus dan taksi masih membantu menaikan dan menurunkan tas ke bus dan taksi, di Italy misalnya, no way deh.. semua urus sendiri.Pelayanan imigrasi dan kostum juga cepat dan baik, hanya perlu agak ramah.Begitu keluar dari bandara wah udara enak betul, nyaman dan sejuk.Di Jepang dua minggu kalau mau keluar ruangan harus berjuang dengan hawa dingin, hujan dan angin yang menyengat dengan suhu 3 derajat. Baju harus pakai sampai dengan lapis empat, ditambah sarung tangan dan topi, didalam ruangan juga harus dibantu dengan hangatnya heather. Didalam ruangan dengan heather apalagi tidur dengan udara panas buatan, membuat napas kering dan tidak nyaman.Kulit saya yang cukup sensitif mulai terasa gatal pada hari ke tujuh walaupun sudah mengoleskan begitu banyak krem kulit.

Yang namanya lagu anak TK "bangun tidur keterus mandi" mungkin hanya cocok di Indonesia, sebab siraman air dingin dipagi hari membuat segar dan semangat. Di Jepang bangun tidur berjuang dulu mengatasi rasa malas, ngantuk, dingin dan takut kena air, walau mandi air hangat tetap saja abis mandi kedinginan.Senang rasanya bertemu tempat tidur saya yang besar dan hangat dengan banyak bantal, di Jepang kami tinggal di asrama, dengan tempat tidur cukup satu orang dan bantal hanya satu yang ada isinya semacam jagung. Bantal di Jepang diisi semacam butiran sebesar jagung yang kalau kita tidur terasa seperti dipijat, tadinya saya mau beli satu tapi ternyata harganya cukup malah sekitar 1 juta rupiah.

Habis mandi lewatlah berbagai tukang makanan seperti bubur ayam, roti, bubur kacang hijau, bahkan jamu sehat langganan saya jam 7 sudah siap meracik jamu yang membuat tubuh segar dan kuat. Dirumah saya lihat juga sudah tersedia makan pagi, ada nasi goreng, roti dan teh manis. Di asrama saya harus turun kelantai dua dari lantai 18 kamar saya hanya untuk mengambil air panas mau buat teh atau kopi. Kalau mau makan juga harus kekantin dilantai satu, kadang kami beli makanan di supermarket dan makan bersama didalam kamar dengan teman-teman. Pagi hari saya hanya mengeluarkan uang Rp 10.000 buat jamu, dan 2 mangkok bubur ayam juga Rp 10.000. Di Jepang saya baru merasakan lezatnya indomie Indonesia, sebab makanan mahal sekali. Untuk makan di kantin, nasi, sop, salad dan satu macam lauk kita harus membayar Y.850 atau setara dengan Rp 100.000, pop mie harganya sekitar Rp 12.000 sd Rp 16.000 per bungkus, di kita bisa dapat 5 buah. Semua makanan serba mahal jadi bagusnya buat saya bisa diet.

Yang sangat saya senang di Jepang adalah melihat bagaimana makanan khas mereka yang sangat sederhana seperti moci (beras ketan diisi kacang merah manis yang di haluskan) dan kacang hijau kupas yang dibentuk berbagai macam boneka jepang menjadi souvenir yang sangat cantik dan menarik buat oleh-oleh, walau rasanya sayang memakannya karena bagus banget . Disepanjang bandara narita dipajang berbagai oleh2 khas Jepang, yang mustinya kita dapat meniru melakukannya.

Home sweet home, biar bagaimana Indonesia adalah negara kelahiran kita, maka apapun yang ada mari kita syukuri dan mari terus berkontribusi membuat negara tercinta ini menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar: