Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 12 Desember 2009

Obrolan dengan mas Harry daru buahaticerdas.com

Di sela-sela aktivitasnya, Iftida tak lupa menikmati hobinya, travelling, membaca, mendengarkan musik, dan menonton film. Salah satu film favoritnya adalah Laskar Pelangi, sedangkan salah satu pengarang favoritnya adalah Andrea Hirata. Berikut perbincangan buahaticerdas dengan pembicara tingkat nasional ini tentang dunia perempuan, anak dan keluarga.

Bagaimana Ibu membagi waktu antara kesibukan karier dengan rumah tangga?
Tentu saja agak susah membaginya, pasti ada salah satu yang nggak seimbang kalau kita sibuk sekali. Saya bisa melakukan semua kesibukan karena didukung oleh keluarga besar. Waktu anak-anak balita, saya dibantu oleh ibu dan adik-adik saya sebab saya anak paling besar. Mengurus anak harus oleh orang yang setara kualitasnya dengan kita, pembantu hanya membantu bukan mengurus anak. Sekarang anak-anak sudah besar, 22 dan 17 tahun. Saya memang punya banyak waktu, tapi ambil rapor dan urusan sekolah selalu kami tangani langsung berdua. Saya dapat konsentrasi kerja sebab urusan rumah tangga sudah beres ada yang membantu.


Bagaimana pandangan Ibu mengenai kualitas SDM perempuan saat ini?
Kualitas sumber daya manusia (SDM) perempuan sangat bagus, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia. Banyak kesulitan yang dihadapi keluarga atau suami sehingga mereka terpaksa bekerja keras meningkatkan mutu agar dapat membantu keluarga. Ada juga yang tidak maksimal karena masih terikat oleh mitos perempuan tidak usah mengembangkan diri. Padahal, perempuan adalah tiang negara dan harus mandiri, pintar, amanah, sholeha agar mampu membentuk karakter anak-anaknya, apa pun profesinya.

Apa fokus utama yang perlu diperhatikan bila kaum perempuan ingin mengembangkan diri?
Fokus utama adalah membentuk karakter yang kuat, mandiri, pintar, sabar, pemaaf dan juga mampu memutuskan sesuatu untuk kebaikan dirinya dan keluarganya. Setelah jadi pribadi yang matang maka akan dapat memilih suami yang baik dan mampu membina rumah tangga, berjuang bersama dan membentuk keluarga yang sakinah mawadah dan rahmah. Kodrat wanita adalah bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi keluarganya sendiri.

Untuk kaum perempuan yang ingin menjadi entrepreneur, tapi belum punya keberanian, apa yang harus dilakukan?
Pola asuh dari orang tua sangat mempengaruhi bagaimana perempuan berani memutuskan sendiri, jika dibantu oleh pendidikan di rumah, di sekolah maka keberanian akan muncul. Perempuan lebih tahan banting, ulet dan tahan menderita, sehingga seharusnya mampu menjadi entrepreneur sejati. Melatih keberanian adalah dengan melakukannya langsung, jangan kebanyakan mikir, do it dan perbaiki kalau salah.

[Buku Perempuan Makan Perempuan]

Buku Perempuan Makan Perempuan
Bagaimana peran perempuan dalam kehidupan keluarga?
Perempuan adalah peran utama dalam membentuk karakter anak. Kalau ibunya rusak maka anak-anak akan rusak dan negara akan rusak. Karena itu penting sekali membentuk perempuan yang tahu akan jati dirinya yaitu yang melahirkan generasi penerus yang sehat dan mewariskan nilai-nilai baik.

Bagaimana cara mendidik anak yang baik, terutama dalam menumbuhkan "ruh" entrepreneur?
Ajarkan anak-anak hemat, menghargai uang. Dari kecil anak-anak saya ajarkan jualan, bawa alat-alat tulis yang lucu ke sekolah jual, sewa komik. Jual kembang api kalau puasa. Uang saku secukupnya, kalau kurang harus cari sendiri, kalau libur, magang atau cari kerjaan lain seperti ngeband, foto, dan lain-lain. Intinya anak-anak jangan merasa bahwa orang tuanya kaya, mereka hanya menggunakan fasilitas orang tua seperlunya untuk kebutuhan keluarga, bukan untuk diri sendiri.

Dikaitkan dengan zaman yang serba instan, orang tua ingin selalu anaknya sukses dan cepat terkenal dengan cara instan, bahkan terpancing untuk memaksakan kehendak, seperti ingin anaknya menjadi artis atau idola, padahal kemampuan tidak mendukung. Apa saran Ibu?
Banyak orang tua yang seperti itu, menghalalkan berbagai cara bahkan memaksa anaknya untuk mendapatkan keuntungan dunia. Bahkan ada ibu yang tega menyodorkan anaknya agar dapat top. Yang penting adalah semua dilakukan demi keluarga dan dilandasi niat baik, bukan keblinger mencari kepuasan dunia.

Seberapa besar peran aktivis perempuan atau entrepreneur yang sudah sukses dalam membantu keluarga Indonesia yang masih selalu mencari cara untuk berhasil dalam hidup? Inspirasi apa yang bisa diberikan?
Inspirasi agar ibu-ibu menyadari bahwa membesarkan anak dengan nilai yang baik adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan memaksakan kehendaknya

IFTIDA YASAR lahir pada 28 Maret 1962. Ia meraih gelar Sarjana Psikologi Pendidikan dan Sarjana Hukum di Universitas Padjajaran tahun 1980, meraih gelar S-2 Psikologi di Universitas Indonesia tahun 1992. Ibu yang murah senyum ini adalah seorang konsultan SDM, hubungan industrial, dan outsourching. Ia juga seorang entrepreneur, trainer, motivator, aktivis sosial bidang pengembangan SDM, Wakil Sekretaris Umum APINDO, dan Penasihat Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI). Iftida baru saja meluncurkan dua buku terbarunya yaitu Merancang Perjanjian Kerja Outsourcing (PPM, 2009) dan Perempuan Makan Perempuan (Kosmis, 2009).

Tidak ada komentar: