Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 21 Maret 2009

Peranan Istri dalam Pemberdayaan Masyarakat

Tanggal 17 Maret 2009 saya mendapat kesempaan menjadi salah satu nara sumber dalam pelatihan istri para manager Perkebunan Nusantara di LPP (Lembaga Pendidikan Perkebunan) Yogyakarta.Peserta pelatihan adal 16 orang , ada yang bekerja ada juga yang menjadi ibu rumah tangga. Tema pada pertemuan ini adalah membahas bagaimana peranan istri sebagai pendamping suami dalam pemberdayaan masyarakat.

Sebagai istri mereka mendukung tugas pokok suami dengan terlibat aktif dalam organisasi dan masyarakat. Peranan perempuan dalam menggerakan organisasi dilingkungan tempat bekerja suami menjadi sangat penting apalagi jika mereka ditempatkan diperkebunan yang jauh dari kota.Para istri biasanya mendampingi suami dalam acara-acara formal maupun non formal, tapi mereka seharusnya tidak terlibat dalam pengambilan keputusan suami di pekerjaannya.Jangan sampai kita perempuan menjadi terkenal karena turut campur dalam urusan suami.Ingat kita bukanlah yang menjabat tapi adalah teman suami yang kadangkala memberikan masukan jika dibutuhkan.

Tidak semua perempuan mampu memainkan peranannya disegala bidang sesuai dengan yang diharapkan organisasi dan masyarakat.Jika kebetulan perempuan itu bekerja atau karena keadaan harus berpisah dengan suami mendampingi anak-anak dikota lain, maka peranannya dalam memberdayakan masyarakat menjadi kurang. Setidaknya jika itu terjadi, keberadaan kita di organisasi maupun di masyarakat jangan sampai tidak ada sama sekali. Usahakan meluangkan waktu pada acara penting, karena akan berdampak positif terhadap karir suami.Kontribusi kita sebagai pendampng suami disesuaikan juga dengan minat dan keterampilan yang dimiliki. Buat suatu program kerja bersama dengan para istri lainnya dan adakan suatu pembagian tugas agar program dapat berjalan dengan baik.

Kegaiatan sosial yang dapat kita lakukan diberbagai lingkungan misalnya:

Di lingkungan rumah : arisan, PKK, Posyandu, Pengajian, Kegiatan keagamaan lainnya
Di sekolah anak : Komite sekolah
Di lingkungan kerja sendiri : Pengurus klub olahraga, sosial, agama
Di lingkungan kantor suami: aktif dalam kegiatan Dharma Wanita, sebagai anggota aktif atau pengurus
Di lingkungan organisasi : Aktif di berbagai asosiasi

Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan oleh para istri dalam rangka memberdayakan masyarakat diantaranya:

Sosial dan Budaya :
- Santunan untuk fakir miskin, yatim piatu dan orang jompo
- Penyuluhan kesehatan
- Pelatihan seni budaya : karawitan, tarian daerah, pembuatan alat-
alat kesenian, membatik dsb
Pendidikan
- Memberikan Bea Siswa bagi anak berprestasi namun tidak mampu
Pelatihan entrepreneurship
- Pembuatan kompos dan daur ulang sampah
- Persiapan pembuatan kantin / katering
- Memasak
- Pra/masalah perkawinan

Dalam melakukan kegiatan ini biasanya kita terbentur dana dari mana? tidak semua kegiatan dapat didukung oleh keuangan kantor suami, mungkin hanya beberapa., maka untuk itu harus pandai mencari solusi agar kegiatan tetap berlangsung. Biasanya memang untuk tahap awal harus dibantu dari dana kas organisasi yang didapatkan dari kegiatan internal, misalnya keuntungan hasil koperasi simpan pinjam atau usaha lainnya. Untuk selanjutnya usahakan setiap kegiatan dapat mandiri, misalnya dengan mengadakan acara pengumpulan dana dengan jalan menjual hasil karya kita atau masyarakat, mengkoordinir agar hasil bumi atau hasil karya para ibu binaan kita salurkan ke supermarket atau toko yang ada. Pemasaran hasil produk kita menjadi kunci utama kesuksesan membina kegiatan secara berkelanjutan .Banyak tantangan dalam membina masyarakat, yang penting jangan putus asa dan yakin bahwa apa yang kita kerjakan adalah hal yang baik bagi masyarakat

Tidak ada komentar: