Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 28 Februari 2009

Sate Padang yang lezat di pasar Bukit Tinggi



Dalam perjalanan dinas ke Medan saya sengaja singgah pulangnya ke Padang dan Bukit Tinggi selama 2 hari. Hotel yang saya tuju sudah di booking dari Jakarta sehingga saya tinggal menuju kesana dengan taksi. Hari masih siang ketika saya sampai, sehingga masih ada kesempatan berkeliling kota Padang sambil mencari makan siang . Suasana kota cukup ramai, saya naik angkot yang bukan main berisik full musik dengan lagu-lagu dangdut.
Setiap angkot dilengkapi dengan berbagai sound sistem yang diletakan dibelakang sopir sehingga telinga rasanya mau pecah saking kerasnya lagu yang diputar.Kata sopirnya kalau tidak full musik penumpang tidak mau naik. Padang seperti kota besar pada umumnya ramai di pusat kota atau alun-alunnya.Saya masih berkesempatan membeli mukena padang pesanan teman yang katanya bordirannya bagus dan halus.Untuk saya agak susah membedakan antara bordir Padang dengan Tasikmalaya. Mendengar orang Padang bicara satu sama lain wah rasanya rame dan kesannya kaya orang berkelahi.

Dengan menyewa ojek Vespa saya dibawa ke tempat dimana legenda Malin Kundang . Dari atas bukit sebelum sampai tempat legenda saya berfoto dengan latar belakang kota Padang yang terlihat jelas dan indah. Tempat yang diyakini sebagai tempat pecahnya kapal Malin Kundang dan tempat ia dikutuk jadi batu terletak ditepi laut. Banyak anak muda yang berpacaran disana sambil menikmati hawa laut dan berpose ditempat legenda tersebut. Digambarkan dengan relief bentuk pecahan kapal dan kondisi Malin Kundang pada saat dikutuk menjadi batu.Semoga ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu mencintai orang tua dan tidak melupakan asal usul kita dari mana.

Esok harinya jam 7 pagi saya sudah siap ke terminal bis antar kota yang akan mengantar saya ke Bukit Tinggi. Perjalanan melewati pemandangan alam yang indah, apalagi ditambah dengan sebelah saya ada seorang Uni (panggilan untuk perempuan yang artinya kakak) yang saya lupa namanya menjadi teman ngobrol. Bersama Uni tadi saya ditemani berjalan-jalan mengelilingi kota Bukit Tinggi..Walau bus tidak memakai AC tapi udara sejuk sebab melewati pegunungan. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh pedagang asongan yang menawarkan dagangannya dengan mengatakan ”begede atau bagade” , yang ternyata adalah perkedel kentang. Kalau di Jawa kita terbiasa jajan dengan misro, tahu goreng atau combro, di Sumatra Barat perkedel menjadi makanan camilan.

Bersama dengan Uni saya diantar ketempat jam Gadang dan berkeliling kota dengan bendi. Kami mampir untuk makan siang Sate (Padang) yang sangat lezat dan berbeda jauh rasanya dengan yang di Jakarta. Irisan daging dan lidahnya besar serta rasanya mantap sekali.Ada juga dadih yaitu semacam yogurt dari susu kambing yang merupakan makanan khas Bukit Tinggi, tapi saya tidak berani mencobanya, takut rasanya aneh dan merusak rasa sate yang lezat. Kami mengunjungi ”Ngarai Sianok ” yang keindahannya sangat terkenal. Kehijauan dan kesejukan membuat betah berlama-lama disana, semoga saya bisa kembali bersama keluarga kesana.

Setelah selesai lalu saya segera kembali ke kota Padang untuk mengejar pesawat terbang sore yang akan kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan ke airport saya diantar sopir taksi membeli berbagai oleh-oleh seperti keripik singkong yang pedas, maupun yang asin yang meruapakan makanan khas Padang.

Tidak ada komentar: