Tangan Diatas lebih baik dari tangan dibawah
Sering kita saksikan ditelevisi, Koran, bagaimana enaknya kehidupan menjadi orang kaya. Kemana-mana selalu diantar mobil bagus, ada mobil baru kalau kepingin langsung ganti. Belum lagi selalu mendapatkan kemudahan dimanapun ia berada sebab sebagai “Prime customer” toko mana atau siapa yang tidak mau berhubungan dengan siorang kaya. Hal yang disebutkan barusan hanya sebagian kecil saja dari enaknya menjadi orang kaya, masih banyak hal lain yang bisa menghabiskan berlembar-lembar cerita jika disebutkan.
Kalau sebagai orang kaya kita juga mau berbagi dengan orang yang kurang beruntung, mau berlaku adil dalam menunaikan hak orang lain, bermanfaat bagi orang banyak, maka akan semakin banyak hal baik tentang keuntungan yang bisa ditulis sebagai orang kaya. Tuhanpun lebih sayang dan lebih suka terhadap orang kaya yang mampu bermanfaat bagi orang banyak. Semakin banyak kita bermanfaat bagi orang lain, semakin tinggi nilai kita dimata manusia dan juga Tuhan.
Kalau mau disayang oleh manusia apalagi oleh Tuhan, cara menjadi kayanya harus dilakukan dengan benar. Jangan mengambil jalan pintas untuk menjadi kaya. Kaya dengan jalan menipu, korupsi itu sama saja dengan mengambil hak orang lain.Kalau memang ingin menjadi kaya ya jangan menjadi pegawai apalagi pegawai negeri. Seberapa besarpun gaji dan tunjangan yang diterima secara halal tidak mungkin akan membuat kita memunyai kekayaan sekaliber pengusaha . Kalaupun ada yang kaya, pasti kekayaannya itu bukan berasal dari pendapatannya sebagai pegawai.
Kenapa sih penting sekali menjadi kaya dengan jalan berbisnis?. Dalam sejarah tidak ada yang namanya orang kaya berasal dari kalangan pegawai atau pekerja. Yang kaya pasti adalah keluarga yang berasal dari lingkungan bisnis. Sebagai orang Islam kalau kita baca buku sejarah Rasulullah juga berdagang dan menjalankan usaha istrinya Siti Khadijah yang merupakan konglomerat wanita yang kaya raya. Begitu juga para sahabat baginda Nabi juga merupakan pedagang. Kalau kita sebutkan contoh para pengusaha yang berhasil dan kaya ditanah air, pasti urutan sejarahnya berasal dari keluarga pengusaha.
Timbul keraguan dalam hati, bagaimana kita yang tidak mempunyai modal, tidak berbakat menjadi seorang pengusaha, dan tidak berasal dari lingkungan pengusaha.Rasanya tidak mungkin kita dapat berhasil menjadi seorang pengusaha, apalagi sukses.Sebenarnya kalau kita baca lagi biografi para pengusaha sukses itu, kebanyakan dari mereka bukan berasal dari keluarga kaya pada mulanya. Modal utamanya adalah kerja keras, disiplin, amanah dan juga yang terpenting mendapat lampu hijau dari Tuhan. Ada teori yang mengatakan bahwa modal itu (materi) hanya memberikan kontribusi sebesar 10 % dari keberhasilan kita. Sisanya 90 % adalah hasil dari keyakinan, ketekunan, kerja keras, amanah , disiplin dan restu dari Tuhan.
Saya sendiri mengalami dalam perjalanan hidup ini banyak sekali pertolongan Tuhan yang hadir dalam berbagai bentuk yang menunjang keberhasilan dalam usaha. Misalnya pada awal merintis usaha, pelan tapi pasti jumlah klien bertambah, hampir semuanya adalah perusahaan besar bahkan multinasional. Kalau mengikuti suatu tender dengan terus terang saya menerangkan bahwa pengalaman sebagai sebuah perusahaan kami belum ada (karena mereka selalu minta dicantumkan pengalaman sebelumnya).Tapi saya sendiri pada waktu menjadi seorang professional di perusahaan besar mempunyai pengalaman mengerjakan pekerjaan itu. Alhamdulillah kita mendapatkan berbagai pekerjaan karena track record saya di lingkungan teman, perusahaan tempat bekerja sebelumnya termasuk baik dan amanah. Sehingga modal itulah yang dipakai untuk mendapatkan pekerjaan.
Selain hal yang saya sebutkan diatas, ada lagi yang perlu diingat bahwa kita harus tahan banting, ulet, dan kreatif kalau mau menjadi pengusaha. Ada saja peristiwa yang mungkin dapat membuat “down” jika kita tidak mempunyai hati yang kuat. Fitnah, ditipu, bahkan dikhianati oleh orang yang dekat dengan kita juga merupakan ujian yang harus dilewati.Semakin tinggi kedudukan kita termasuk semakin kaya, maka cobaan akan semakin banyak, itu adalah bagian dari resiko yang harus kita hadapi. Kalau kita mau mendapatkan lebih, maka kita harus bekerja lebih keras, dan menghadapi tantangan yang lebih tinggi.
Sebagai pengusaha apalagi misalnya kita termasuk pengusaha yang berhasil dan kaya, maka kita akan banyak menciptakan lapangan pekerjaan. Biasanya ada saja kesempatan atau celah bisnis yang akan kita kembangkan jika kita kreatif. Jika kita adil dalam memenuhi hak pekerja, amanah dalam menjalankan pekerjaan Insya Allah keberkahan akan diberikan Tuhan kepada kita. Dengan semakin banyaknya kita membuka lapangan pekerjaan maka akan semakin banyak manfaatnya bagi orang banyak.Tidak ada kebahagiaan yang hakiki selain dapat bermanfaat bagi orang banyak. Orang kaya sejati bukanlah orang yang mampu membuatkan istana untuk dirinya sendiri tapi juga mau membuat orang lain menikmati apa yang dihasilkannya. Menjadi pengusaha itu sama dengan pejuang, ia berani mempertaruhkan harta bendanya untuk dimanfaatkan bagi kepentingan orang banyak, bukan hanya untuk kepentingannnya sendiri. Ia mempunyai karakter berbagi dan memikirkan kepentingan orang banyak. Jiwanya adalah memberi yang membuatnya berada dalam posisi diatas dimaana tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah.
Rabu, 21 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar