Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 29 Maret 2009

Hannover, Jerman

Tahun 2000 saya mengikuti program di Jerman untuk pelatihan buat perempuan yang berkaitan dengan pilihan karir pekerjaannya. Ada satu hari dimana kita diajak ke Hanovver suatu kota yang waktu itu sedang diadakan expo tentang keadaan seluruh negara di dunia. Kota Hannover sendiri modern dan bersih, suasana Expo begitu bagus dan tertata dengan rapi.Stand Indonesia dengan andalannya Bali menempati pavilun yang sangat luas. Saya juga mampir ke stand Yaman tempat salah seorang peserta pelatihan dan mencoba menghisap shisa disana.

Karena mempunyai cukup banyak waktu, maka saya janjian dengan sahabat lama saya Wolgang Just untuk mampir kerumahnya. Wolfgang dan saya menjadi peserta pelkatihan di Amerika Serikat pada tahun 1988 di Morgantown West Virginia selama 5 bulan. Kami sudah seperti keluarga karena mengikuti pelatihan dalam jangka waktu yang cukup lama. Saya dijemput ditempat expo dan ketika bertemu Wolfgang tidak banyak berubah tetap awet muda.

Kami menuju rumahnya yang cukup besar dan asri dengan 3 kamar tidur, ruang kerja dan terdiri atas 2 lantai.Istrinya bernama Ula, dan karena mereka tidak punya anak, mereka mengangkat seorang anak perempuan yang sangat manis berambut panjang. Anak tersebut diambil sebab kedua orang tuanya mengalami gangguan jiwa sehingga tidak bisa mengurus anaknya. Orang barat sangat rasional dan sosial, mereka dalam mengangkat anak betul betul hanya mau menolong, mungkin kalau kita agak ragu jika mengetahui sejarah orang tuanya yang sakit jiwa. kami mengobrol sambil minum teh didapur rumah dan Wolfgang bercerita kalau Sue teman kami di Morgantown pernah menginap juga di rumahnya.

Saya diajak Wolfgang dan putrinya berjalan2 melihat kota Hannover dan sempat berfoto disebuah kastil dan taman bunga yang sangat rapi dan indah.Saya dan putri Wolfgang memakai rok Bali dengan warna senada ungu, oleh2 yang saya bawa langsung dipakai.
Setelah selesai saya diantar kembali ke tempat Expo, senang rasanya bertemu teman lama yang sudah 12 tahun tidak bertemu. Sahabat dimanapun dan apapun warna kulitnya tetap namanya sahabat.

Rakornas Kadin Bidang SDM dan Ketenaga Kerjaan





Ringkasan dari hasil Rakornas Bidang SDM dan Ketenaga Kerjaan Kadin Indonesia

1.Agar KADIN menindak lanjuti dengan BAPPENAS tentang kemungkinan peranan langsung dan lebih nyata bagi Kadin dalam melaksanakan proses magang industri dan persiapan pelatihan menuju sertifikasi Kompetensi.(training center ).

2.Tim nasional hanya akan melakukan kegiatan Capacity Building bagi BKSP (badan Koordinasi Sertifikasi Profesi) yang siap secara SDM dan infra struktur. Kegiatan hanya dilakukan di Jakarta dan Semarang dengan bantuan tim nasional dan BKSP Jawa Tengah

3.Forum BKSP agar dapat dibentuk di Munas untuk mempercepat pelaksanaan program
Tim nasional diperluas ditambah dengan tim teknis berasal dari Wakil KADIN di BNSP dan LSP agar narasumber untuk capacity building dapat maksimal

4. Tim Nasional akan melakukan sosialisasi kepada industri agar mereka mendukung peranan Kadin dalam program sertifikasi kompetensi

5.Perbaikan pembentukan tim hanya bagi mereka yang mempunyai kompetensi dan komitmen
Evaluasi cara kerja tim Nasional yang perlu diperbaiki dengan menyediakan tenaga analis dan administrasi senior hal ini agar dapat bekerja secara maksimal.

6.Tim Nasional agar tetap meneruskan program kerjanya dengan memperbaiki susunan tim dan konsep serta membuat grand design baik jangka pendek dan jangka panjang.

7.Adanya support yang kuat dari KADIN Indonesia untuk menjalankan program ini dengan baik, mengingat adanya resesi global dan kompetisi global, maka KADIN harus mengambil peran dalam pengembangan SDM yang handal.

Jumat, 27 Maret 2009

Pelatihan Pembuatan Kompos dan Daur Ulang





Pada tanggal 7 Maret 2009 bertempat di TK Asih, Yayasan Nany Yasar mengadakan pelatihan pembuatan kompos dan barang dari sampah. Peserta pelatihan adalah ibu PKK Komplek Timah pondok labu, para pengurus RT/RW Timah Pondok labu dan juga para pedagang sayur, pemulung dan pedagang lainnya yang berada dilingkungan komplek Timah.

Pelatihan bertujuan menimbulkan kewaspadaan akan pentingnya memilah sampah organik , non organik, kertas, plastik dan kaleng. Untuk skla rumah tangga diajarkan bagaimana membuat suatu keranjang ajaib yang sederhana yang terbuat dari keranjang baju kotor, dilapisi karton dan serbuk kayu yang dibungkus kain. Masukan kompos yang sudah jadi dan setiap hari sisa potongan sayur, nasi dan lauk sisa dimasukan kedalam keranjang.Dalam 3 bulan kita sudah dapat memanen hasilnya. Dengan adanya keranjang ajaib disetiap rumah dipastikan volume sampah organik dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos.

Dalam pelatihan ini juga diajarkan bagaimana membuat pupuk dari buah-buahan yang sudah kisut tapi masih bermanfaat.Yayasan juga memberikan bantuan kepada 30 orang pedagang dan pemulung sebagai tambahan modal dan juga modal awal kepada PKK Timah Pondok labu untuk memulai program pembuatan daur ulang sampah ini.

Sabtu, 21 Maret 2009

Peranan Istri dalam Pemberdayaan Masyarakat

Tanggal 17 Maret 2009 saya mendapat kesempaan menjadi salah satu nara sumber dalam pelatihan istri para manager Perkebunan Nusantara di LPP (Lembaga Pendidikan Perkebunan) Yogyakarta.Peserta pelatihan adal 16 orang , ada yang bekerja ada juga yang menjadi ibu rumah tangga. Tema pada pertemuan ini adalah membahas bagaimana peranan istri sebagai pendamping suami dalam pemberdayaan masyarakat.

Sebagai istri mereka mendukung tugas pokok suami dengan terlibat aktif dalam organisasi dan masyarakat. Peranan perempuan dalam menggerakan organisasi dilingkungan tempat bekerja suami menjadi sangat penting apalagi jika mereka ditempatkan diperkebunan yang jauh dari kota.Para istri biasanya mendampingi suami dalam acara-acara formal maupun non formal, tapi mereka seharusnya tidak terlibat dalam pengambilan keputusan suami di pekerjaannya.Jangan sampai kita perempuan menjadi terkenal karena turut campur dalam urusan suami.Ingat kita bukanlah yang menjabat tapi adalah teman suami yang kadangkala memberikan masukan jika dibutuhkan.

Tidak semua perempuan mampu memainkan peranannya disegala bidang sesuai dengan yang diharapkan organisasi dan masyarakat.Jika kebetulan perempuan itu bekerja atau karena keadaan harus berpisah dengan suami mendampingi anak-anak dikota lain, maka peranannya dalam memberdayakan masyarakat menjadi kurang. Setidaknya jika itu terjadi, keberadaan kita di organisasi maupun di masyarakat jangan sampai tidak ada sama sekali. Usahakan meluangkan waktu pada acara penting, karena akan berdampak positif terhadap karir suami.Kontribusi kita sebagai pendampng suami disesuaikan juga dengan minat dan keterampilan yang dimiliki. Buat suatu program kerja bersama dengan para istri lainnya dan adakan suatu pembagian tugas agar program dapat berjalan dengan baik.

Kegaiatan sosial yang dapat kita lakukan diberbagai lingkungan misalnya:

Di lingkungan rumah : arisan, PKK, Posyandu, Pengajian, Kegiatan keagamaan lainnya
Di sekolah anak : Komite sekolah
Di lingkungan kerja sendiri : Pengurus klub olahraga, sosial, agama
Di lingkungan kantor suami: aktif dalam kegiatan Dharma Wanita, sebagai anggota aktif atau pengurus
Di lingkungan organisasi : Aktif di berbagai asosiasi

Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan oleh para istri dalam rangka memberdayakan masyarakat diantaranya:

Sosial dan Budaya :
- Santunan untuk fakir miskin, yatim piatu dan orang jompo
- Penyuluhan kesehatan
- Pelatihan seni budaya : karawitan, tarian daerah, pembuatan alat-
alat kesenian, membatik dsb
Pendidikan
- Memberikan Bea Siswa bagi anak berprestasi namun tidak mampu
Pelatihan entrepreneurship
- Pembuatan kompos dan daur ulang sampah
- Persiapan pembuatan kantin / katering
- Memasak
- Pra/masalah perkawinan

Dalam melakukan kegiatan ini biasanya kita terbentur dana dari mana? tidak semua kegiatan dapat didukung oleh keuangan kantor suami, mungkin hanya beberapa., maka untuk itu harus pandai mencari solusi agar kegiatan tetap berlangsung. Biasanya memang untuk tahap awal harus dibantu dari dana kas organisasi yang didapatkan dari kegiatan internal, misalnya keuntungan hasil koperasi simpan pinjam atau usaha lainnya. Untuk selanjutnya usahakan setiap kegiatan dapat mandiri, misalnya dengan mengadakan acara pengumpulan dana dengan jalan menjual hasil karya kita atau masyarakat, mengkoordinir agar hasil bumi atau hasil karya para ibu binaan kita salurkan ke supermarket atau toko yang ada. Pemasaran hasil produk kita menjadi kunci utama kesuksesan membina kegiatan secara berkelanjutan .Banyak tantangan dalam membina masyarakat, yang penting jangan putus asa dan yakin bahwa apa yang kita kerjakan adalah hal yang baik bagi masyarakat

Peranan perempuan/ istri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga

Tangal 20 Maret bertempat di gedung pertemuan Pelindo II Tanjung Priok saya diundang untuk berdiskusi dengan Perispindo unit II (Persatuan istri pelabuhan Indonesia)untuk membahas tentang "Peranan perempuan/istri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga".Tema pembicaraan sangat menarik, sebab setiap ibu rumah tangga pasti mengalami sulitnya mengatur belanja bulanan buat kebutuhan keluarganya.Dalam pertemuan ini hadir juga para karyawati yang masih muda dan juga pensiunan, sehingga peserta beragam usianya.

Perempuan/istri adalah tiang rumah tangga, ia yang mempersatukan keluarganya dan juga menopang roda perekonomian keluarga. Perempuan yang bekerja maupun yang sebagai ibu rumah tangga memerlukan ketrampilan dalam mengatur keuangan keluarga. Bisa dikatakan perempuan adalah mentri ekonomi, dimana ia harus pandai mensiasati dan mencari solusi agar uang bulanan mencukupi.Berapa besarpun gaji suami ditambah dengan penghasilan istri yang bekerja, menjadi kurang jika tidak terarah pengeluarannya.

Dari diskusi yang terjadi dapat dikatakan perempuan mempunyai ketrampilan dalam mengelola keuangannya, ada yang membantu suaminya dengan melakukan usaha skala rumah tangga, seperti membuat kue dan menjahit, ada juga yang secara disiplin menabung. Tidak semua perempuan mempunyai kemampuan untuk mencari penghasilan tambahan, tapi jika ia pandai mengatur pos pengeluarannya, maka dapat dikatakan jumlah gaji suami mulai dari yang kecil, sedang sampai tingkat direktur dapat mencukupi.

Ada yang mengatur pola makanannya yang dikombinasikan tidak setiap hari makan daging atau ayam atau ikan, tapi diatur bergantian dengan tempe tahu.Apalagi bagi mereka yang sudah pensiun, maka pengeluaran harus dihemat agar cukup untuk sebulan.Anak-anak juga dididik agar menghargai uang dengan jalan memberikannya secara bulanan, agar mereka dapat belajar mengatur pengeluarannya.Orang tua memberikan sejumlah uang dimana anak harus mampu mencukupi kebutuhannya selama sebulan, bahkan ada ibu yang memberikan hadiah kepada anaknya yang mampu menabung setiap bulannya.

Ada beberapa perempuan yang harus hidup mandiri karena suami bertugas dikota lain. Mereka yang tidak dapat mendampingi suaminya harus menjadi orang tua tunggal mengurus segalanya sendiri.Biasanya jika anak sudah besar, memasuki SMP keatas, para ibu memilih untuk mendampingi anaknya bersekolah pisah dari suaminya, walaupun ada juga yang mendampingi suami dan anak-anak kos dikota lain. Hikmah dari peristiwa ini adalah anak-anak dan para ibu menjadi mandiri dan juga berhasil dalam menyelesaikan sekolahnya dengan baik.

Sebagai perempuan apalagi bagi para perempuan yang baru menikah atau usia perkawinannya masih muda, ada dilema antara mengurus keluarga atau tetap bekerja.Disarankan agar perempuan tetap bekerja dalam bentuk apapun, bukan hanya sekedar bekerja dikantor, tapi mempunyai penghasilan tambahan dengan mandiri agar dapat menambah kesejahteraan keluarganya.Disarankan juga agar mengarahkan anak-anak menjadi entrepreneur bukan hanya menjadi karyawan, agar dapat berhasil menjadi manusia yang sejahtera.

INSPIRASI: Benang Hikmah Perialanan Hidup

Inspirasi sering kali menjadi penyemangat kita dalam menjalani
kehidupan ini. Datang dari segala penjuru,inspirasi tersebut memberikan harapan baru
menuju kehidupan yang lebih baik. Begitu juga dengan buku berjudul "Inspirasi: Benang
Hikmah Perjalanan Hidup",karya Iftida Yasar. Momen berharga selama 45 tahun perjalanan
hidupnya ia torehkan menjadi suatu kumpulan kisah yang diharapkan bisa menjadi bahan pencerahan
dalam membangun kehidupan yang lebih baik.
Menyadari akan adanya keterkaitan antara kualitas SDM dengan bagaimana seseorang menjalani kehidupannya,
penulis banyak berbicara mengenai kehidupan dan kejadian-kejadian real yang dekat dengan kehidupan kita.
Dengan bahasa yang sederhana namun cerdas, ia tidak hanya menceritakan kembali pengalaman-pengalamannya, namun juga
memberikan semangat dan dukungan kepada kita untuk meningkatkan kualitas diri melalui topik yang diangkatnya pada masing-masing sub-bab.
Buku ini ditujukan untuk umum,untuk siapa saja yang tergerak hatinya untuk dalam membangun SDM yang berkualitas.
Topik yang diangkat juga beragam,mulai dari identifikasi diri,teman,lingkungan,bangsa,sampai hubungan dengan Tuhan.Melalui bukunya,
penulis mengajak kita untuk menikmati dan mensyukuri hidup ini, meski kita sedang menghadapi kesulitan.Things happened for reasons. Penulis percaya Tuhan tahu mana yang terbaik buat kita, sehingga kita tidak perlu mengeluh atas semua hal buruk yang terjadi pada kita.
Dalam buku yang terbagi menjadi 6bab ini terdapat pelajaran dan hikmah
yang dapat kita ambil,Bahkan bukan tidak mungkin isi dari beberapa artikel
yang diulas dalam buku ini menjadi sumber inspirasi kita untuk memulai
hidup yang jauh lebih baik.Inspirasi bisa datang dari mana saja,bukan?

Yang berminat dapat membeli buku ini dengan harga Rp 50.000/buah sudah termasuk ongkos kirim
Hubungi iftida 0811896944 atau iftidayasar@yahoo.com

Dari Lokakarya ILO di Yogyakarta

Pada tanggal 27 November sampai dengan 1 desember 2006
APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia)bekerja sama dengan
International Labor Organisation Jenewa (Swiiss) dan Turin (italia)
mengadakan lokakarya mengenai"Organisasi pengusaha yang Efektif".
Pesertanya adalah pengurus APINDO pusat dan daerah serta KADIN Indonesia Pusat
Lokakarya bertujuan untuk dapat membangun organisasi pengusaha yang kuat
dan mempunyai posisi tawar yang dapat diterima oleh pemerintah dan organisasi
pekerja sebagai mitra sejajar. Walaupun diakui oleh undang-undang sebagai mitra
dalam menentukan kebijakan ketenagakerjaan bersama dengan pemerintah dan organisasi pekerja
(Tripatit), tapi meningkatkan peran organisasi pengusaha dalam
melobikedua mitra tersebut perlu ditingkatkan.
Persoalan klasik adalah masalah sumber
daya manusia yang mengelola organisasi,
baik pengurus maupun staff pendukungnva
dan bagaimana agar anggota organisasi
atau pengusah maampu membiayai kegiatannya
secara mandiri.Beberapa nara sumber dari ILO luar negeri
memberikan masukan tentang bagaimana organisasi pengusaha di negaranya
dikelola. mereka memberikan masukan tentang masalah global dan bagaimana
tantangan dan dampaknya bagi dunia usaha indonesia. NAra sumber dari
New Zealand menggambarkan bagaimana perannya sebagai ketua federasi pengusaha disana
dalam membangun jaringan dengan berbagai pihak.
hampir setiap hari ia bertemu atau berkomunikasi dengan anggota dewan.
dengan materi terkait,dengan tokoh serikat pekerja dan juga dengan pejabat seperti gubernur
,Walikota untuk membahas mengenai msalah yang ada hubungannya dengan kepentingan dunia usaha.
peserta diajarkan bagaimana mempersiapkan diri dalam membuat rencana pertemuan dengan pihak terkait,
termaksud tips apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. jika kita misalnya bertemu dengan mentri
tenaga kerja. Studi kasus yang dibahas dalam sesi ini adalah bagaimana bernegosisasi dengan mentri tenaga kerja
yang berkeinginan menaikan " Upah Minimum Nasional ".
Nara sumber dari Belanda memberikan materi tentang bagaimana mmenganalisa dan meningkatkan
pendapatan dan keanggotaannya. Di sini dibahas menegnai pentingnya kemandirian secara finansial sebuah organisasi pengusaha.
organisasi harus dapat menghidupi dirinya sendiri agar dapat melayani anggotanya dengan baik. Tujuan perusahaan menjadi anggota
organisasi adalah menjadi anggota organisasi adalah agar kepentingannya dapat dilindungi.S
Di lain pihak organisasi pengusaha tidak dapt menjalankan fungsi pelayanan dengan baik jika anggotanya tidak melakukan pembayaran iuran.
persoalan lain yang ada adalah jumlah iuran dari anggotannya tidak pernah cukup untuk membiayai kegiatan organisasi.
Di sini dibutuhkan suatu sumber dana
selain dana dari pengurus untuk menambah penghasilan organisasi.Disini peserta
secara berkelompok membuat suatu,Business Plan "untuk membuat suatu,unit
Usaha" sendiri. Ada yang membuat rencana
tentang pembuatan,"pusat rekrutmen,
"pusat pelatihan sampai dengan membantu perusahaan melakukan survey/riset untuk hal tertentu
Lokakarya ini mengajak peserta untuk
menilai diri sendiri apakah mempunyai om_
petensi yang sesuai dengan persyaratan
untuk menjadip emimpin( pengurus)m, ana_
jemen dan apakah mempunyai jiwa wirausaha yang berkaitan dengan kemampuan
mereka membuat bisnis unit yang mampu
menghasilkan keuntung bagi pemasukan organisasi.
cara diakhiri dengan presentasi dari setiap kelompok mengenai rencana kerja agar dapat diimplementasikan.
Harapan dari peserta agar pelatihan atau
lokakarya ini dapat diberikan juga kepada
pengurus dan staf manajemen pada tingkat yang lebih luas

Respect at Work

Saya pernah bekerja di
perusahaan asing yang
mempunyai kantor pusat di
Amerika Serikat. Banyak hal
positif yang didapatkan selama
bekerja disana, diantaranya
menjadi pionir atau champion
untuk pfogram "Respect at
work"

Rupanya di Amerika pelecehan terhadap
perempuan sudah menjadi
hal yang sangat sensitif sehingga
perlu diatur dalam peraturan kerja. Pengaturannya
meliputi bagaimana cara kita
berbicara dengan lawan jenis (disini lebih ditekankan bagaimana cara laki-laki berbicara
kepada rekan kerja perempuannya.
Dimulai dengan jarak yang dianggap pantas
antara mereka berdua, jangan terlalu
jauh tapijuga tidak boleh terlalu dekat. Untuk
kalangan orang Indonesia jarak sekitar
60 cm adalah jarak yang paling dekat yang
direkomendasikan. Lebih dekat dari itu
akan menimbulkan rasa tidak nyaman terutama
bagi si perempuan, apalagi jika lawan
bicaranya adalah orang yang lebih
tinggi jabatannya atau usianya.Untuk negara
Asia hampir sama ukuran jaraknya,
sedangkan untuk negara Amerika latin misalnya
kebudayaan mereka lebih akrab dan
merupakan hal yang biasa jika jaraknya
jauh lebih pendek.
Topik pembicaraan juga temanya harus
sesuai dengan pekerjaan jangan menyerempet
ke hal yang berbau pelecehan Misalnya,
mengumpat dengan kata-kata kotor,
cerita tentang hal yang berbau pornografi
atau memuji secara fisik misalnya tentang
salah satu bagian tubuh yang akan
membuat perempuan merasa tidak nyaman.
Apalagi jika ditambah dengan kebiasaan
"ramah" atau rajin menjamah lawan bicara
baik dalam bentuk colekan atau berbicara
sambil merangkul bahu lawan bicara. Peralatan
kantor juga tidak boleh ditambah
dengan sentuhan pribadi yang berbau hal-hal
yang seperti disebutkan diatas.
Screen komputer tidak diperbolehkan menampilkan
gambar wanita sexy apalagi tanpa busana,
begitu juga kalender yang ditempatkan
dimeja kerja harus berisi gambar yang
sopan. Ternyata banyak karyawan wanita
yang sebetulnya merasa tidak nyaman dengan
situasi ini tapi tidak berani atau enggan
untuk menyampaikannya secara langsung.
Kalaupun ada yang menyampaikan
keberatannya biasanya akan ditanggapi
dengan tidak serius, malah ditertawakan
dianggap terlalu ke "GR' an.
Peraturan diatas karena sudah masuk
kedalam "Code of conduct" dari perusahaan,
maka pelanggarannya akan dikenakan
sanksi yang cukup berat, bahkan bisa dikeluarkan.
Baiknya di perusahaan ini sebelum
peraturan dilaksanakan dibentuk dulu
team yang akan melaksanakan sosialisasi
kepada seluruh karyawan, agar nanti tidak
ada alasan lagi untuk karyawan mengatakan
tidak tau tentang peraturan ini. Sebagai
champion dari program ini saya diberikan
bahan materi yang akan disosialisasikan
dan diundang ke Hongkong untuk
mengikuti pelatihan bersama champion
dari negara Asia pasific. Di Hongkong diberikan
pemahaman kenapa program ini wajib
dilaksanakan dan tujuan akhirnya adalah
"lingkungan kerja yang bebas dari gangguan
pelecehan". Kami mendiskusikan
juga tentang bagaimana pengertian pelecehan itu berdasarkan
kebudayaan setiapnegara.
Katanya sih karyawan perempuan
dari Amerika Selatan yang terbiasa bergaya
sexy dalam berpakaian kerja menjadi
kehilangan motivasi kerja karena sekarang
tidak ada lagi pujian langsung mengenai
penampilannya.Padahal mereka sangat
menikmati pujian ini dan memang merupakan
hal yang biasa untuk memberikan komentar
terhadap penampilan seorang perempuan
disana.
Sosialisasi yang saya lakukan dikantor
juga bukan merupakan hal yang mudah,
banyak canda, protes bahkan keberatan
jika laki-laki dijadikan sebagai tersangka
terus menerus dalam masalah pelecehan.
Bagaimana jika mau sama mau bagaimana?
jika perempuannya berpakaian sangat seronok
sehingga mengundang perhatian?
sampai komentar ini kan masalah pribadi
kok pake diatur segala. terlepas dari pro
dan kontra memang sebaiknya kantor terbebas
dari hal-hal yang berbau pornografi.
Sebagai perempuan sebaiknya berpakaian
dengan sopan dan juga menjaga perilaku
secara profesionaal agar tidak mengundang
komentar yang kurang baik. Bagitu juga
karyawan laki-laki hendaknya memahami
bahwa hubungan kerja hendaklah dilakukan
dengan sopan dan profesional. Jika
ingin melaksanakanh obby cerita porno
atau colak colek, bisa dilakukan diluarjam
kerja dan diluar kantor dengan kelompok
orang yang mempunyai hobby yang sama.
okay..

Kamis, 12 Maret 2009

Resume Laporan Kegiatan Kunjungan Kadin ke Jerman

RESUME KUNJUNGAN BKSP KE JERMAN
(Perjalanan studi banding ke Jerman KAdin Indonesia bersama BKSP (Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi)


PENDAHULUAN
Setian industri menginginkan tenaga kerja yang kompeten karena tenaga kerja yang kompeten sangat menguntungkan bagi industri maupun masyarakat pekerja. Bagi industri tenaga kerja kompeten dapat menjamin dihasilkan produk berkualitas sehingga daya saingnya tinggi. Bagi tenaga kerja dengan kompetensi yang tinggi dapat memperoleh jaminan gaji dan karier.

PERAN IHK DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI
1. Lapangan kerja, penciptaan nilai secara produktif dan stabilitas ekonomi memerlukan produk yang inovatif dan mempunyai daya saing, pelayanan jasa dan staf yang kompeten dan berkualitas tinggi.

2. Melalui pendidikan kejuruan yang fokus menciptakan tenaga kerja harus mampu membangun sistem manajemen kompetensi sdm industri.

3. Pendidikan kejuruan harus ada yang mengorganisir, IHK ditetapkan oleh pemerintah Jerman dan dianggap sangat tepat karena mempunyai anggota perusahaan dibawahnya

4. Untuk menghemat uang harus merekrut para sukarelawan dan perlu dibentuk konsultan yang kompeten yang tugasnya adalah agar keinginan pemagang dapat hubungkan dengan perusahaan agar dapat dipenuhi

5. Ada UU sebagai persyaratan agar pendidikan berjalan dengan baik dan tentunya ini berkaitan dengan birokarasi dan perlu keseimbangan antara IHK dan birokrasi

6. Sesuai dengan undang-undang yang diberlakukan IHK mewakili ekonomi regional mendapat hak istimewanya untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah dalam manajemen otonom

7. IHK berada dibawah kementrian perekonomian sedangkan pendidikan berada dibawah kementrian pendidikan/kebudayaan sehingga sering terjadi konflik, pendidikan lebih ingin teori dan perekonomian ingin praktis.

8. Efek dari penyerahan tugas kepada IHK :
Bagi Negara/Pemerintah :
• Pembebasan tugas
• Perampingan
• Penghematan biaya
Bagi Penerima/Kadin :
• Pengusaha menyusun tugasnya sendiri
• Solusi menjadi lebih terarah pada kepentingan bisnis
• Solusi menjadi lebih cepat
• Penyelesaian menjadi lebih murah

9. Contoh keberhasilan
Pendidikan dalam dunia usaha
 Industri, perdaganan, pertukangan, pertanian, profesi tidak terikat, administrasi umum, layanan kesehatan
  500.000 perusahaan, rumah sakit, industri pertanian, praktek pengacara, dsb
  900 tempat pendidikan kejuruan dibeberapa perusahaan dengan tempat magang 100.000
 Tersedia  1 juta pendidik dan penguji yang berkualitas
Partner Dunia Usaha : Sekolah Kejuruan
  2.000 Sekolah Kejuruan
  130.000 Tenaga pengajar, sebagian juga berprofesi sebagai penguji
Kamar Dagang : Infrastruktur pengelolaan ( 480 Kadin mempunyai tugas ini)
 Untuk memberikan konsultasi pada perusahaan
 Mendaftarkan trainee (1,7 juta)
 Untuk mensertifikasi kemampuan ahli pelatih
 Menerima ujian
 Melaksanakan dialog sosial di tingkat regional (BBA, Mediasi, ..)

10. Keberhasilan diatas hanya dapat dicapai oleh manajemen yang otonom!
 Seruan terhadap penyediaan tempat magang (7.000 Euro per Perusahaan/tahun)
 Tujuan : lebih banyak pendidikan atau pelatihan lanjutan dibeberapa perusahaan
 Kadin dengan pemerintah membangun suatu pakta pendidikan (tanggung jawab sendiri untuk menyediakan tempat magang)

INFRASTRUKTUR DALAM PEMBANGUNAN SDM INDUSTRI DI JERMAN
1. Untuk membangun SDM Industri dibutuhkan landasan hukum yang mengatur secara khusus tentang pendidikan kejuruan sehingga peranan pemerintah dan dunia industri jelas. Di Jerman sesuai undang-undang yang diberlakukan, pendidikan kejuruan diserahkan secara penuh pada industri.
2. Untuk melaksanakan undang-undang tersebut diperlukan perangkat yaitu : tempat pembelajaran teori (di sekolah), tempat magang, instruktur/trainer yang berkualifikasi, penilai/asesor, konsultan pendidikan
3. Infrastruktur harus mempunyai kualifikasi kompeten dibidang keahliannya, dan kompeten dalam metodologi pembelajaran
4. Pembelajaran di sekolah memberikan teori-teori yang diajarkan oleh guru, teori ini hanya 30% sedang 70%nya praktek atau magang industri
5. Tempat magang adalah industri yang secara sukarela bahkan bersedia membayar siswa magang. Sebelum menerima magang perusahaan ini terlebih dahulu diverifikasi oleh IHK untuk dinilai layak atau tidak untuk tempat magang
a. Industri/tempat magang harus punya maister
b. Tidak semua perusahaan boleh menerima magang
6. Penilai atau asesor adalah orang yang mempunyai kewenangan melakukan pengujian. Asesor ini harus memenuhi syarat yaitu kompeten dibidang keahliannya dan menguasai metodologi pengujian berbasis kompetensi
7. Konsultan pendidikan kejuruan adalah unit pelayanan pada siswa yang akan magang dan perusahaan yang akan magang


TINDAK LANJUT
1. Perlu kajian lebih lanjut implementasi pendidikan sistem ganda sesuai dengan kondisi riil di Indonesia sehingga dapat diperoleh konsep yang cocok
2. Di Indonesia perlu dipikirkan trainer industri yang menjembatani siswa menguasai teori dengan praktek/magang di Industri. Trainer yang berasal dari guru perlu magang industri dan trainer yang berasal dari industri perlu training metode mengajar (paedogogik)
3. Perlu terus didorong manajemen yang otonom dalam mengelola pendidikan kejuruan di Indonesia tentunya yang sesuai dengan unggulan masing-masing daerah tetapi tetap mengacu pada standar nasional
4. Dalam implementasi butir 3 perlu dibangun partnership lembaga pendidikan, pemerintah dan kadin sesuai dengan kewenangan masing-masing, perlu dilaksanakan lembaga konsultasi pendidikan kejuruan melalui BKSP
5. BKSP diharapkan segera mempersiapkan infrastruktur yang mendorong berjalannya pendidikan kejuran dengan sistem ganda, antara lain : konsultan pendidikan kejuruan (dalam hal ini dilaksanakan BKSP), trainer industri, asesor, standar operating prosedur membangun asesor, trainer dan implementasi system manajemen konsultasi

Sang Pemimpi

Sang Pemimpi

Mengutip judul buku Andrea Hirata, Sang Pemimpi, tim Flasher bangkit lagi menjumpai pembaca setianya mulai bulan September. Cukup lama sejak edisi terakhir Flash bulan Desember 2008, Flasher tidak bertatap muka secara langsung. 8 bulan berlalu bukan tanpa usaha dan berdiam diri. Kerja keras mengumpulkan semangat tim dan juga upaya pencarian format operasional baru akhirnya membuahkan hasil. Sejak 1 Agustus 2008 tim Flash yang merupakan tulang punggung Flash sejak awal berdirinya bahu membahu membuat konsep, mencari berita dan juga mencari dukungan dari berbagai pihak agar Flash tetap menjadi media komunikasi Flasher.

Meilin tim Flash yang setia mendukung mulai menghubungi teman-temannya, pencarian berbuah hasil, Jastis bersedia membantu menjadi coordinator creative, Aryo sebagai pemenang pertama lomba design grafis majalah Flash tetap bersedia membantu mendesign lay out Flash disela-sela kesibukannya. Ibe, Ajie dan Bayu bersedia membantu menjadi team fotografi. Tim Flash Bandung juga telah siap membantu melalui koordinasi dan bantuan Fajar dan Lia .

Flash memperkuat format operasionalnya menjadi majalah komunitas remaja yang mandiri. Jika dulu mbak Ita dan mbak Tami membantu sebagai redaktur pelaksana, maka sekarang semua tim Flash yang terdiri dari para finalis dan pemenang lomba Jurnalistik memegang peranan penting dalam pengelolaan majalah Flash. Tentu saja saya masih langsung membantu disisi manajemen dan pengaturan kerja, karena mereka masih memerlukan bimbingan untuk dapat mandiri.

Dalam bulan Agustus ini tim Flash sudah mendapatkan kesempatan membantu pelaksanaan beberapa event, seperti Rakornas Kadin bidang SDM dan ketenagakerjaan, Seminar yang dilaksanakan oleh STIH IBLAM dan Kajian Manajemen mengenai Outsourcing yang diselenggarakan oleh ABADI (Asosiasi Bisnis Alih Daya) bekerjasama dengan PPM Manajemen.Sungguh suatu langkah yang sangat posistif dan penuh berkah bagi tim Flash.

Dari beberapa kegiatan itu mereka belajar bagaimana mengorganisasikan sebuah kegiatan dan juga adanya pemasukan yang dapat menunjang biaya operasional Flash. Tim Flash bukan saja hanya mengelola konten majalah seperti selama ini mereka lakukan, tapi mereka sudah naik kelas dengan belajar mengelola sebuah usaha. Selain berkutat menyelesaikan konten, mereka akan belajar mengenai sirkulasi dan distribusi, juga mencari iklan dan sponsor lainnya, tidak lupa juga belajar disiplin dengan mematuhi deadline penulisan.

Semoga tim ini dapat survive menuju kemandirian dan kedewasaan menjadi professional dan entrepreneur di dunia media. Diharapkan mereka juga akan terus mencari bakat-bakat baru untuk terus menerus menghasilkan Flasher yang professional dan dapat berkontribusi pada kemajuan industri media di tanah air.Terus bermimpi Flasher, karena itu yang akan membawamu menggapai cita-citamu dan membantu melewati masa sesulit apapun......

Diambil dari kata pengantar majalah Flash

Rabu, 11 Maret 2009

My consitency is inconsistence

My consistency is inconsistence

Ada teman saya yang selalu berubah pandangannya, tindakannya dan keputusannya berdasarkan situasi yang ada. Hari ini A besok B, hari ini begitu semangat mengatakan tidak pada suatu masalah, dilain hari untuk masalah yang sama ia mempunyai pendapat yang berbeda. Katika saya tanyakan kenapa ia begitu labil dan berubah-ubah, jawabannya adalah “My consistency is inconsistence”. Artinya ia akan secara ajeg berlaku tidak ajeg.Wah jadi bingung nih. Pantas para politisi kita selalu ajeg dengan pernyataan dan keputusan mereka yang tidak jelas dan selalu berubah menurut keadaan.

Dalam buku “The art of War for Women” dikatakan bahwa filosofi Tao yang merupakan dasar dari Seni Perang Sun Tzu adalah memandang baik dan buruk bukan sebagai kekuatan yang saling berlawanan.Perbedaan bukanlah absolut, tapi saling berkaitan dan melengkapi.Tidak ada yang benar dan salah, hitam dan putih. Setiap tindakan tergantung pada ruang dan waktu. Tindakan yang sama akan menghasilkan hal yang berbeda.Lepaskan keterikatan kita dengan pengertian benar dan salah, seni hidup akan mengantarkan kita mengerti kenapa kita tidak harus konsisten dalam menghadapi suatu masalah.

Kalau kita membaca filosofi diatas maka kita akan mengerti alasan pembenaran kenapa seseorang harus bertindak menurut kebutuhannya. Kemenangan atau keberhasilan yang kita peroleh pada suatu waktu belum tentu akan dapat diterapkan pada saat lain. Perbedaan situasi, pihak yang dihadapi dan kondisi pada saat itu akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan kita. Oleh sebab itu dituntut inovasi, kreatifitas dan kejelian dalam melihat seluruh unsur disekeliling kita untuk terus dapat meraih keberhasilan. Dikatakan juga dalam buku tersebut strategi adalah adaptasi bukan suatu hal yang dipaksakan. Strategi memperhitungkan keadaan disekeliling kita.

Untuk saya pribadi kalau hal diatas diterapkan untuk hal yang baik tidak ada masalah. Yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar ketidak ajegan itu sehingga mengakibatkan kita menjadi bunglon yang akan menyesuaikan diri dalam keadaan dan situasi yang hanya menguntungkan kita sendiri. Yang lebih parah adalah selalu menjadi pihak yang menempatkan diri maju tak gentar membela yang bayar. Sepanjang ketidak ajegan itu untuk niat yang baik dan tidak merugikan orang lain rasanya itu masih dapat diterima. Tapi jika niatnya adalah mencapai tujuan dengan segala cara dengan tidak melihat lagi mana yang benar dan mana yang salah, mana yang hak dan bukan hak, untuk saya sudah merupakan hal yang tidak dapat diterima. Bagaimanapun juga kita sebagai manusia mempunyai nilai-nilai yang bersifat universal yang dapat membedakan mana yang benar-benar baik untuk dijalankan