Owner
Dalam kartu nama yang diberikan oleh seorang teman tertulis dengan jelas disitu jabatannya adalah “OWNER” atau pemilik dalam bahasa Indonesia. Pemilik kartu nama ingin memberikan penegasan kepada masyarakat bahwa ia bukan hanya misalnya sebagai direktur atau apapun jabatannya tapi adalah “Pemilik Perusahaan”
Tidak ada yang salah dalam penulisan kartu nama tersebut, mungkin saja ia ingin memberikan tanda kepada penerima kartu nama “jika ada yang ingin dibicarakan, jika ada transaksi bisnis yang ingin dilakukan” langsung dengan saya. Saya adalah pemilik perusahaan jadi saya dapat langsung memutuskan tanpa meminta persetujuan orang lain lagi. Mungkin juga berdasarkan pengalamannya penampilannya kurang meyakinkan sehingga perlu menuliskan dengan jelas bahwa ia adalah pemilik perusahaan.
Ada juga seseorang yang karena penampilannnya sangat meyakinkan dianggap sebagai pemilik perusahaan karena memang “fist impression” pandangan pertama melihatnya sangat meyakinkan.Padahal dalam bisnis seseorang yang sudah diserahi tanggung jawab dan kewenangan dapat melakukan dan memutuskan sesuatu berdasarkan kewenangannya. Mungkin saja lagak dan gaya orang ini begitu hebat dibandingkan dengan pemilik perusahaan yang lebih suka berada dibalik layar.
Ada juga pemilik perusahaan yang sangat ingin memperlihatkan kepada karyawannya bahwa ia memang beda kelas, ia lebih hebat, lebih kaya, lebih pintar, sehingga karyawan hanyalah pelengkap penderita. Pemilik perusahaan model ini menerapkan manajemen gaya warung yang memainkan peranannya secara tunggal.Ia ingin semua orang tau dia adalah “Owner” dan ingin diperkenalkan sebagai “Owner”.
Ada juga pemilik perusahaan yang biasa biasa saja, sederhana, menghargai dan memberikan kewenangan pada pekerjanya, tapi pekerja yang bermental penjilat atau budak, sangat menaruh hormat luar biasa pada pemilik perusahaan. Setiap bertemu memuji dan selalu siap menjalankan perintah, memanggil pemilik perusahaan dengan “boss”, “tuan”, “Nyonya” atau panggilan lain yang dilakukan dengan takzim dan hormat didepan majikannya. Jika mendampingi pemilik perusahaan dan bertemu orang lain , maka pekerja akan memperkenalkan pemilik perusahaan dengan “ini adalah owner perusahann”. Biasanya pekerja tipe ini belum tentu tulus, jika keluar dari pekerjaan atau ternyata sang “owner” tidak menjadi “Owner” lagi, maka sikapnya langsung berubah 180 %, Sesuai dengan sifatnya yang penjilat dan bermental budak, maka ia akan menjilat dan patuh kepada owner yang baru.
Sesungguhnya kita bukanlah pemilik dari apapun, nyawa yang ada didalam tubuh kita tak akan sanggup dipertahankan jika sudah diminta pemiliknya.Kita hanya diberi amanah untuk menjalankan usaha tapi bukan pemilik dari usaha itu sendiri. Yang tadinya orang biasa bisa menjadi owner, yang tadinya owner suatu saat bisa kehilangan semuanya. Sebagai orang yang diberi amanah tidak usah terlalu sombong dan membanggakan diri dengan apa yang tidak akan abadi kita miliki.Sebagai pekerja jangan terlalu menjilat dan bermental budak, hargailan siapapun manusia dengan tulus, jangan hanya baik dimuka atau hanya baik jika orang tersebut masih menjadi owner. Menjadi orang baik itu adalah karakter bukan profesi yang suatu saat bisa berubah. Owner…..? ah siapalah kita ini, hanya Allah yang pantas memiliki semuanya.
Jumat, 30 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar