CHIBA, 27 JANUARY – 6 FEBRUARY 2009
Setelah program workshop dibuka beberapa peserta memberikan harapannya terhadap workshop yang dimulai pada hari ini.Secara umum peserta berharap dapat memberikan pengalamannya dan juga mendapatkan pengalaman dari peserta Negara lain mengenai strategi yang diterapkan negara peserta dalam membangun sumber daya manusia. Apakah ada standar yang diterapkan negara peserta tentang kegiatan pelatihannya, terutama bentuk pelatihan bagi usaha kecil menengah.
Dr.David Lancester konsultan ILO dari UK memberikan paparan tentang “Skill Development in the Workpalce , The International Experience”. Dikatakan bahwa kebutuhan terhadap pengembangan ketrampilan bagi pekerja adalah untuk; produktifitas dan menciptakan kesejahteraan nasional, untuk produktifitas dan menciptakan kesejahteraan bagi organisasi (perusahaan), dan untuk produktifitas dan menciptakan kesejahteraan perorangan.
Dengan adanya pengembangan ketrampilan kerja maka akan meningkatkan produktifitas dan pendapatan di sektor informal (di kebanyakan negara asia pasifik ) dan juga memungkinkan pengurangan kemiskinan karena terbuka kesempatan bagi mereka yang miskin untuk bekerja di sektor formal.
Yang dimaksudkan dengan pengembanagan ketramplan bisa dilakukan di luar pekerjaan (off the job) melalui pelatihan dengan pihak ketiga diluar perusahaan atau ditempat bekerja (on the job). Dalam menghadapi globalisasi maka hanya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang bisa membuat pekerja bertahan. Perusahaan perlu meningkatkan ketrampilan ditempat kerja untuk menghadapi persaingan, mengurangi adanya masalah sehingga bisa bekerja lebih efisien, bisa mengurangi mis-match antara pasar kerja dengan ketrampilan yang ada dan juga bisa mempertahankan pekerja pada posisinya.
Pelatihan eksternal ada kekurangannya, misalnya tidak begitu tepat dapat memenuhi harapan pekerja untuk meningkatkan ketrampilannya.Hal ini disebabkan penyedia jasa pelatihan tidak begitu mengetahui keadaan lapangan dan juga terbatasnya waktu pelatihan. Berbeda dengan pelatihan internal atau on the job training, dimana para mentor bekerjasama langsung dengan pekerja yang akan belajar meningkatkan ketrampilannya.Disini bisa terjadi transfer pengetahuan dan juga budaya kerja dan nilai perusahaan melalui etos kerja yang diajarkan langsung kepada para trainee.
Pemaparan selanjutnya dilakukan oleh Matsuhara Nobua, Deputy Director , Kementrian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang. Beliau menerangkan mengenai biaya untuk meningkatkan ketrampilan pekerja hampir 90 % di tanggung oleh sektor swasta..Sekitar 80 % perusahaan swasta di Jepang mengalami masalah dengan pengembangan tenaga kerja, hal ini diakibatkan adanya pensiun yang dalam waktu bersamaan bagi mereka generasi “Baby boomers” tanpa perpindahan pengetahuan ke generasi berkutnya secara memadai.
Digambarkan bahwa off the jo b training dibandingkan dengan on the job training, ternyata lebih efektif dan bermanfaat on the Job Training hasilnya sebab dilakukan di tempat kerja dengan melibatkan supervisor atau mentor yang mengetahui dengan baik apa yang ingin diajarkan.
Jepang memberikan kesempatan kepada Negara di Asia untuk melakukan magang di Jepang. Ada beberapa tahapan diantaranya sebelum keberangkatan dilakukan seleksi, pelatihan atau orientasi, tes kesehatan dan prosedur adminsitrasi imigrasi. Mereka akan di latih bahasa dan etos kerja perusahaan Jepang sebelum ditempatkan di perusahaan yang membutuhkannya di Jepang.
Pelatihan yang diberikan kepada pekerja di Jepang berdasarkan analisa kebutuhan, begitu juga pelatihan tingkat lanjutan akan diberikan sesuai dengan hasil evaluasi dari implementasi pelatihan sebelumnya. Untuk perusahaan swasta pemerintah Jepang memberikan bantuan sebesar ¼ dari budget yang diperlukan untuk biaya pelatihan dan 1/3 buat UKM.. Begitu juga buat pekerja diberikan bantuan biaya pelatihan dengan memberikan kesempatan training yang dibiayai oleh pemerintah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar